Close
Pendaftaran
FPK UNAIR

MENGENAL PAUS GEMBALA (Balaenoptera omurai)

Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

MENGENAL PAUS GEMBALA (Balaenoptera omurai)

Bagikan

MENGENAL PAUS GEMBALA (Balaenoptera omurai)

Paus gembala laut (Balaenoptera omurai) atau yang biasa disebut juga dengan paus omurai adalah salah satu dari sekian banyak spesies paus. Penelitian tentang paus gembala ini masih belum banyak dilakukan. Pengetahuan tentang spesimennya hanya didapatkan melalui penangkapan ikan paus terutama dari Pasifik barat dan Samudra Hindia bagian timur dan dapat dikatakan masih sedikit untuk membuat deskripsi ekologi dasar dan perilaku dari paus gembala tersebut (Cerchio et al. 2015)

Paus gembala laut diamati memiliki penampilan yang mirip dengan paus sirip (Balaenoptera physalus) karena pigmentasi asimetris dengan rahang bawah kanan dan perut menjadi berwarna putih dan rahang bawah kiri berpigmen gelap, kemudian dengan sirip dadanya berwarna putih. Paus ini memiliki bagian punggung serta bagian perut pada ujung anterior dari bahu ke ujung. Pada paus ini tidak memiliki punggung rostral lateral yang menonjol seperti pada paus Bryde (paus sirip) tidak ada di paus gembala ini. Wada et al. (2003) menyatakan bahwa kepala paus tidak sepenuhnya mulus. Sirip punggungnya ada, namun berbentuk kecil dan relatif goyah. Kebanyakan paus ditemukan dengan ukuran kurang dari 12 m dengan individu yang matang secara fisik mulai dari 10,3 hingga 11,5 m untuk betina, dan 9,6 hingga 10 m untuk jantan. Selain itu, betina yang lebih kecil pada 10,1 m dilaporkan dewasa secara seksual tetapi tidak secara fisik matang.

Menurut Wada et al. (2003) paus dewasa secara seksual dan reproduksi pada ikan ini ditandai dengan adanya tiga korpora albicantia di ovarium, tetapi secara fisik belum matang memiliki epifisis keenam vertebrae toraks tidak menyatu dengan tulang rawan tipis. Ukuran panjang tubuh jantan kebanyakan 9,6 m dengan 38 lapisan pertumbuhan, memiliki diameter testis 1,9 m dan berat 1,7 kg, serta secara fisik matang dengan fusi epifisis yang menunjukkan persendian yang terlihat. Selanjutnya mengenai kebiasaan makan, paus gembala memakan crustacea dan piscine.

Paus omurai ini biasa ditemukan di habitatnya secara eksklusif di landas kontinen yang dangkal dengan kedalaman terutama pada 10–25 m. Sedangkan menurut Yamada (2006), spesies ini terdistribusi di perairan dangkal dan dalam terutama ditemukan di samudra Pasifik. Hal ini karena Samudra Pasifik ini merupakan habitat tempat betina melahirkan, dan terlebih lagi tampaknya tidak ada pemisahan temporal atau spasial pada masing-masing spesiesnya.

Banyak peneliti yang berusaha menunjukkan bahwa kotoran paus memiliki peran yang penting dalam kelangsungan ekosistem laut yaitu dapat menjadi bahan bakar rantai makanan laut dan ikut berkontribusi pada siklus karbon laut. Dalam penelitian Roman (2010) ditemukan bahwa kotoran paus membawa 23.000 metrik ton nitrogen ke permukaan setiap tahun di Teluk Maine. Nitrogen sendiri merupakan zat yang dapat mempertahankan tanaman mikroskopis yang merupakan makanan plankton. Pada tahap selanjutnya, plankton akan menjadi sumber makanan bagi berbagai biota laut termasuk paus itu sendiri sehingga paus ini berperan dalam membantu menyeimbangkan lingkungan dengan mengunci karbon.

Referensi

Roman, J., Mc Carthy JJ. 2010. The Whale Pump: Marine Mammals Enhance PrimaryProductivity in a Coastal Basin. PLoS ONE 5(10).

Wada S, Oishi M, Yamada TK. 2003. A Newly Discovered Species of Living Baleen Whale.Nature. 426: 278–281.

Yamada T.K. 2006. Middle-Sized Balaenopterid Whale Specimens (Cetacea: Balaenopteridae) Preserved at Several Institutions in Taiwan, Thailand, and India. Mem. Natl Sci. Mus. Tokyo. 44: 1–10.

Penulis
Flaurenindya
Mahasiswa FPK UNAIR

Loading

5/5