Close
Pendaftaran
FPK UNAIR

Bahas Tuntas Keterampilan Menulis Bersama BEM FPK UNAIR

Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

Bahas Tuntas Keterampilan Menulis Bersama BEM FPK UNAIR

Bagikan

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan (BEM FPK) Universitas Airlangga (UNAIR) pada salah satu kesempatan mengundang dosen FPK, Eka Saputra, S.Pi., M,Si., sebagai pemateri pada acara bertajuk “Langkah Jitu Menulis Karya Tulis Ilmiah”. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya dalam meningkatkan keterampilan menulis pada mahasiswa. Acara ini diadakan secara daring pada jam 13.00 WIB Sabtu (19/06/21) melalui platform zoom.

Beliau menjelaskan bahwa terdapat tiga alasan penting bagi seorang mahasiswa untuk memiliki keterampilan menulis. Ketiga alasan tersebut diantaranya yaitu alasan ideal sebagai kontribusi pada IPTEKS, secara teknis dapat dijadikan dasar penelitian masa mendatang, mengatasi kelemahan komunikasi lisan, dan sebagai alasan praktis sebagai nilai kredit. Menurutnya penelitian tidak bersifat tetap, melainkan akan terus berkembang. Maka dari itu keterampilan menulis menjadi modal sangat penting bagi penelitian.

“Selama dunia ini masih berputar, maka penelitian tidak akan berhenti, hal itu akan tetap berubah terus menerus,” tegasnya. Menurut beliau setiap karya ilmiah harus memenuhi format dan persyaratan yang ditentukan. Karya ilmiah yang baik harus disusun secara sistematis dan runtut. Ia juga menambahkan pembahasan pada bagian inti harus disusun secara seimbang. Penyusunan karya ilmiah sebaiknya juga menggunakan teknik perancangan kerangka tulisan (outline).

Langkah awal dalam penulisan karya ilmiah adalah menemukan ide kreatif. Menurut beliau, ide kreatif dapat muncul jika kita banyak melakukan literasi. Namun kita tidak hanya sekadar membaca literatur tersebut, melainkan kita juga harus mengklasifikasikannya dalam bentuk 5W+1H agar memudahkan menemukan ide-ide yang dapat ditulis. Kita juga perlu mengetahui tempat atau situasi aktivitas yang dapat memicu ide kreatif untuk menulis.

“Jadi kita bukan hanya banyak membaca, tapi kita mengklasifikasikan dalam bentuk 5W+1H,” cetusnya.

Beliau lanjut menjelaskan bahwa setelah menentukan ide perlu dipikirkan latar belakang dari ide tersebut. Selain itu juga perlu dipertimbangkan solusi apa saja yang pernah muncul pada penelitian sebelumnya, setelah itu baru memikirkan ide solusinya. Catat semua solusi yang pernah ditawarkan maupun yang sudah dilakukan.

“Pencatatan itu berfungsi agar kita tidak mengulangi sesuatu yang telah dilakukan,” tegasnya. Latar belakang pada karya ilmiah sebaiknya ditulis secara singkat, menjelaskan apa dan mengapa terkait tema yang kita pilih. Beliau menegaskan bahwa kita tidak boleh lari dari masalah, justru kita harus menyelesaikan masalah tersebut. Masalah merupakan kunci keberhasilan suatu karya ilmiah. Permasalahan juga dapat berupa pertanyaan atau pernyataan yang diajukan untuk mencari jawaban.

“Usahakan latar belakang tersebut tidak bertele-tele hinga sepuluh lembar, buat se-efisien mungkin,” cetusnya.

“Seringkali kita lari dari masalah, justru masalah itu yang harus kita jawab. Kita melakukan penelitian karena ada masalah, kalau tidak ada masalah ya jangan diteliti lagi,” imbuhnya.

Perlu juga diperhatikan indikator masalah yang diangkat. Menurut beliau permasalahan yang diangkat harus cukup penting dan menarik minat untuk dikaji. Masalah tersebut juga harus masih berada dalam jangkauan kompetensi dan ekonomi penulis. Masalah yang diangkat juga dapat berupa permasalahan yang belum ada solusi sepenuhnya.

Mengungkap masalah harus secara ringkas dan menggunakan bahasa yang jelas. Pembahasan dari persoalan tersebut jangan sampai menjiplak orang lain, harus orisinil, actual, dan faktual. Bobot permasalahan dan pembahasan harus bernilai manfaat bagi kepentingan umum.

“Ingat, yang membaca karya ilmiah ini bukan hanya anak perikanan (misalnya). Mungkin saja tukang becak, adik kalian yang belum sekolah misalnya. Kita harus setiap saat mencatat permasalahan dan ide yang muncul di sekitar kita, apapun itu bentuknya,” pungkasnya.

Eka Saputra, S.Pi., M.Si. sedang menjelaskan alur penyusunan karya ilmiah (Sumber: Istimewa)

#ScientificResearch #Research #Fisheries

Penulis: Muhammad Ichwan Firmansyah (THP, 2020)

Editor: Melinda Kusuma Ningrum (Akuakultur, 2019)

Loading

5/5