Fish apartement merupakan terumbu karang buatan yang ditempatkan di dasar perairan sebagai tempat memijah ikan – ikan dewasa, areal perlindungan, asuhan dan pembesaran bagi telur, larva, serta anak – anak ikan. Terdapat perbedaan antara fish apartement dan rumpon yaitu, terletak dari bahan dasar pembuatannya. Fish apartement dibuat dengan menggunakan plastik sebagai bahan utama sedangkan rumpon atau sering dikenal dengan Fish Aggregation Device (FAD) terbuat dari potongan kayu, atau daun – daun yang direndam di dalam air yang menarik ikan untuk berkumpul (Kamaali et al., 2016). Tata penempatan fish apartement di dalam perairan perlu memperhatikan salah satu faktor yang penting untuk diketahui yaitu kedalaman penempatan.
Ketika fish apartement diletakkan pada perairan dangkal berpotensi terpengaruh oleh fluktuasi pasang surut air laut juga dapat mengganggu kapal – kapal nelayan. Sedangkan, cahaya matahari tidak dapat menembus ke perairan jika penempatan fish apartement cukup dalam. Hal ini berpengaruh terhadap keberadaan penetrasi cahaya, di mana nantinya plankton sebagai pakan alami ikan tidak dapat berfotosintesis. Kedalaman ideal pemasangan fish apartement berkisar 10 – 30 meter. Selain itu, rangka fish apartement berpotensi rusak jika terkena arus dengan kecepatan tinggi, sehingga pemilihan lokasi yang ideal adalah arus sedang dengan kisaran 0, 20 – 0, 40 m/s. Pemilihan ini penting karena arus berperan dalam sirkulasi air yang membawa bahan terlarut dan tersuspensi, menyuplai nutrien, menyebarkan plankton, dan melarutkan oksigen (Fuad et al., 2016).
Fish apartement berpotensi besar dapat meningkatkan nilai ekonomi masyarakat pesisir. Selain itu, media ini juga dapat dijadikan sebagai spot wisata bawah laut. Proses pembuatan media ini dapat dilakukan dengan mudah karena alat dan bahan yang diperlukan sudah banyak dikomersialisasikan di Indonesia (Harlyan et al., 2017). Menurut Heriansah (2019), pembuatan fish apartement dapat dimulai dengan persiapan alat dan bahan, pembuatan kontruksi, dan penurunan kontruksi. Material yang digunakan dalam kontruksi dapat berupa balok dari kayu yang bersifat organik dan ramah lingkungan. Wadah dikontruksikan berbentuk prisma 20×20 cm yang nantinya dipasang dengan model 4 koloni sesuai perhitungan kedalaman.
Fish apartement juga dapat dibuat dengan menggunakan plastik jenis Polypropelene (PP) karena memiliki keunggulan di antaranya, tidak beracun, tahan terhadap air laut pada suhu 20 – 100 ˚C, dan tahan terhadap asam dan akali (Widyani, 2020). Inovasi yang pertama kali dikenalkan oleh Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan (BBPPI) Semarang pada tahun 2011 ini diharapkan dapat menjadi terobosan baru untuk tetap melestarikan ekosistem laut, utamanya memulihkan sumber daya yang telah rusak agar kembali ke habitatnya (Widyani, 2020).
Fish Apartement dalam Laut
(sumber: akun resmi @bangsringunderwater)
#FPKUA #Fisheries #Marine #Coral reef #Fish stocks
Daftar Pustaka:
Fuad, Zainul, M.A., Vitasari, E., Dewi, C.S.U., Sambah, A.B., dan Isdianto, A. 2016. Analisis Kesesuaian Lokasi Penempatan Rumah Ikan (Fish Apartement) Di Perairan Muncar, Banyuwangi. Seminar Nasional Pengelolaan Perikanan Pelagis: 100-106.
Harlyan, Ika, L., Sari, S.H.J., dan Yona, D. 2017. Fish Apartement As A Solution For Increasing Fish Catch In Pacitan Water, East Java. Journal of Innovation And Applied Technology, 3(1): 376-380.
Heriansah., Fathuddin, Tamti, H., Savitri, Y., Lawi, Kabangga, A., dan Ikramullah, M. 2019. KKN-PPM Masyarakat Lingkar Pulau Wisata Camba-Cambang Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2): 66-74.
Kamaali, Wildy, M., Baskoro, M.S., dan Wisudo, S.H. Pengkayaan Sumberdaya Ikan dengan Fish Apartement Di Perairan Bangsring, Banyuwangi. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan, 7 (1): 11-20.
Widyani, R. 2020. Buku Rumah Kita Dosen Indonesia. Grup Penerbitan CV Budi Utama: Yogyakarta.
Penulis : Desi Rahmadhani (Akuakultur, 2020)
Editor : Linda Kartika Sari (Teknologi Hasil Perikanan, 2019)