Berita FPK – Pada tanggal 17 Oktober 2020, tim Pengabdian Kepada Masyarakat (Pengmas) Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga (UNAIR) yang diketuai oleh Dwi Yuli Pujiastuti, S.Pi., MP. dan beranggotakan Dr. Laksmi Sulmartiwi, S.Pi., MP. dan Dr. A.Shofy Mubarak, S.Pi., M.Si melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat di Kelompok PKK RT 02/ RW 03 Perumahan Rungkut Barata, Kelurahan Rungkut Menanggal, Kecamatan Gunung Anyar Kota Surabaya. Kegiatan ini juga mengikutsertakan 4 mahasiswa FPK UNAIR atas nama Arief, Fauzan, Putri dan Sekar. Dikarenakan masa pandemi Covid-19, kegiatan tersebut dibatasi jumlah pesertanya sebanyak 20 orang dengan melaksanakan protokol kesehatan yakni mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker ketika kegiatan berlangsung.

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini merupakan tahun pertama dilakukan di Kelompok PKK Perumahan Rungkut Barata Kota Surabaya. Potensi dari warga Rungkut Barata saat ini adalah memproduksi minyak sereh hasil menanam tumbuhan serai wangi oleh warganya sendiri. Akan tetapi, belum ada diversifikasi produk olahan lainnya yang dimunculkan, sehingga kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan ingin mengenalkan produk olahan non konsumi yaitu  seaweed soap bar atau sabun batang rumput laut yang dikombinasikan dengan minyak sereh sebagai fragnance. Kegiatan dimulai pukul 09.30 WIB dengan diawali pengisian presensi dan pembagian buku Diktat Pengolahan Rumput Laut Non Konsumsi yang telah disusun oleh tim Pengmas FPK. Selanjutnya, kegiatan dibuka oleh sambutan dari Bapak Arief selaku senior di perumahan Rungkut Barata dilanjutkan oleh sambutan Ibu Dwi selaku ketua kegiatan Pengmas. Dalam kata sambutannya, pak Arief berterima kasih atas kedatangan tim dari FPK UNAIR yang membagikan ilmunya tentang pengolahan rumput laut untuk non konsumsi menjadi sabun batang dengan memberdayakan potensi minyak sereh yang sudah diproduksi oleh warga Rungkut Barata. Bak dayung bersambut, Ibu Dwi juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Kelompok PKK RT 02/ RW 03 Perumahan Rungkut Barata Kota Surabaya yang berkenan menerima baik kedatangan tim pengmas serta mempersiapkan kegiatan tersebut mulai dari komunikasi, koordinasi, dan pelaksanaannya.

Presentasi dimulai pada pukul 10.00 WIB dengan pemaparan materi pengenalan rumput laut dan cara pembuatan sabun batang. Dalam pemaparannya, Ibu Dwi meyakinkan masyarakat bahwa membuat sabun sendiri itu mudah dan menyenangkan serta memiliki beberapa manfaat diantaranya adalah melatih kreatifitas, sabun buatan sendiri lebih aman karena tidak mengandung senyawa sodium lauryl sulfate yang dapat membuat iritasi kulit serta dapat menjadi produk unggulan warga Rungkut Barata kedepannya. Kemudian Ibu Dwi menjelaskan tentang cara membuat sabun yaitu dengan mencampurkan larutan NaOH dengan minyak atau lemak. Melalui reaksi kimia, NaOH mengubah minyak/lemak menjadi sabun. Proses ini disebut Saponifikasi. Dalam membuat sabun dikenal dengan dua cara yaitu cold process dan hot process. Pembuatan sabun dengan metode cold-process untuk menghasilkan sabun opaque (tidak bening) dan metode hot-process untuk menghasilkan sabun transparan (sabun bening).

Setelah praktik pembuatan sabun, dilanjutkan dengan sesi diskusi. Produk olahan adalah upaya meningkatkan hasil @lifebelowwater seperti rumput laut. Hal ini dapat menjadi kegiatan produktif dimasa pandemik dengan tetap memperhatikan standar produk sesuai ketentuan SNI. Dalam sesi tersebut, masyarakat antusias dan berharap tahun depan dapat dilakukan kunjungan kembali ke Rungkut Barata dengan mengolah rumput laut menjadi produk pangan.

#lifebelowwater #food #nohunger #seafood #genderequality #istrinelayan #coastalcommunity #communityempowerment #perikananmaju #perikananindonesia #unairhebat

Penulis:

Dwi Yuli Pujiastuti, S.Pi., M.P

Departemen Kelautan

Email: dwiyp@fpk.unair.ac.id