Close
Pendaftaran
FPK UNAIR

FPK UNAIR DAN YAYASAN ECOTON JALIN KERJASAMA REHABILITASI IKAN SUNGAI BRANTAS

Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

FPK UNAIR DAN YAYASAN ECOTON JALIN KERJASAMA REHABILITASI IKAN SUNGAI BRANTAS

Bagikan

Keragaman spesies ikan lokal Sungai Brantas yang cukup tinggi telah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Diversity ikan di sungai memerlukan sentuhan dan penanganan yang tepat. Kolaborasi dengan LSM diharapkan dapat menjamin @lifebelowwater dan sumberdaya ikan di Sungai di Jawa Timur. Selain dikonsumsi langsung, ikan-ikan tersebut juga dijual dalam keadaan segar. Kondisi ini terus berlangsung dari tahun ke tahun tanpa ada perubahan, padahal ikan lokal memiliki potensi lain selain sebagai sumber pangan yaitu sebagai ikan ornamen atau ikan hias. Tren pemanfaatan ikan lokal menjadi ikan hias telah banyak dilakukan oleh beberapa kelompok masyarakat di luar Jawa, seperti di Sumatra, Kalimatan, Sulawesi dan Papua. Tujuannya adalah untuk meningkatkan nilai ekonomi ikan dan memperkaya segmentasi pemanfaatan ikan selain sebagai ikan konsumsi. Sebagai gambaran misalnya ikan Muraganting (Sytomus rubripinnis) dijual sebagai ikan konsumsi sekitar Rp. 25.000/kg dipasar lokal, sedangkan di pasar ikan hias dijual seharga Rp 5.000 – Rp 10.000/ekor tergantung corak warna. Contoh lainnya adalah ikan Berot (Mastecembelus unicolor) yang dijual seharga 2.5000/kg untuk konsumsi, dalam keadaan hidup dijual di pasar ikan hias seharga Rp 2.5000/ekor. Dengan demikian ada kenaikan harga yang cukup siginifikan apabila ikan tersebut dijual dalam keadaan hidup.

Prigi Arisandi Direktur Ecoton, yayasan yang bergerak di bidang konservasi Sungai Brantas, yang juga alumni Biologi Unair mengatakan, pemanfaatan ikan lokal masih terkendala beberapa faktor diantaranya kurangnya informasi mengenai identitas spesies ikan dan teknis penanganan ikan agar dimanfaatkan dalam keadaan hidup. Oleh karena itu, Pengmas yang digagas oleh dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan bertujuan memberikan solusi atas keterbatasan tersebut, diantaranya membantu identifikasi masing-masing spesies ikan sehingga didapat data ikan yang layak menjadi kandidat ikan hias, selanjutnya teknis penanganan ikan setelah ditangkap agar tetap bertahan hidup dan dapat dipelihara sebagai ikan hias.

Dosen yang terlibat dalam kegiatan Pengmas ini diantaranya Veryl Hasan sebagai ketua, Muhamad Amin dan Wahyu Isroni sebagai anggota. Selain itu pada saat pelaksanaan Pengmas dibantu juga oleh dosen lain, Ayu Lana Nafisyah, mahasiswa S2 Ida Wahyuni, dan beberapa mahasiswa S1 yang tergabung dalam unit KAKEMA. Pada saat pelaksanaan kami berkomitmen untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dengan menjaga kebersihan tangan, mengunakan masker, dan menjaga jarak.

#lifebelowwater #food #nohunger #seafood #genderequality #istrinelayan #coastalcommunity #communityempowerment #perikananmaju #perikananindonesia #unairhebat

Penulis

Dr. Veryl Hasan

Loading

5/5