Pengembangan fishway di Indonesia saat ini mendapat perhatian cukup serius. Hal ini terlihat adanya barrier yang dibuat oleh manusia dalam bentuk Bendung/bendungan yang membatasi beberapa jenis ikan migrasi dari hulu ke hilir (atau sebaliknya) menjadi terhambat bahkan tidak dapat dilakukan.

Mensikapi hal ini, KKP dan BRIN beserta FAO menyelenggarakan kegiatan masterclass di Hotel Crone Plaza Bandung pada tangga 27-30 Juni 2022. Sebagian peserta merupakan stakeholder yang ada di bawah Dinas Perikanan Sukabumi Jawa Barat, Dinas PUPR Jawa Barat dan UPT PUPR yang berkaitan dengan konsep pembangunan bending/Bendungan di Jawa Barat. Selain itu, dari Akademisi juga dihadiri Dosen IPB, UNDIP, UNSOED dan UNAIR. Dr. Eng. Sapto Andriyono sebagai salah satu perwakilan dosen Universitas Airlangga berkesempatan mengikuti kegiatan ini dan memberikan ide-ide dalam keterkaitan aplikasi DNA lingkungan dalam pendugaan biodiversitas di perairan sungai.

Dengan menyatukan para pihak yang focus pada aspek biologi (ikan dan biota perairan) serta pihak yang focus pada pembangunan bending/Bendungan, maka diharapkan pembuatan fasilitas irigasi dan pengaturan system hidrologi dapat memberikan ruang dan kesempatan pada biota (ikan) yang melakukan migrasi untuk tetap melanjutkan siklus hidupnya. Diharapkan pembagunan Bendung/Bendungan yang dilakukan di Indonesia memperhatikan adanya fishway untuk mendukung sustainble fisheries resources untuk masa depan.