Berita FPK – Indonesia adalah salah satu produsen rumput laut terbesar di dunia yang berkontribusi dalam menyediakan bahan baku untuk produk bernilai tambah seperti alginat, karaginan, fucoidan, dan hidrokoloid makanan lainnya. Indonesia memiliki lebih dari 500 spesies rumput laut di mana hanya dua kultivar yang banyak digunakan seperti Gracilaria sp. (sumber agar) dan Kappaphycus alvarezi (sumber karaginan). Sehingga saat ini penelitian tentang eksplorasi manfaat kultivar rumput laut lainnya di Indonesia sangat penting. Oleh karena itu, dalam kesempatan kunjungan pendidikan di Borneo Marine Research Instutute di Universiti Malaysia Sabah, Muhamad Nur Ghoyatul Amin (Dosen tetap Program Sarjana Teknologi Produk Perikanan) memberikan seri kuliah tentang “Flavoring agents from sea grape (Caulerpa racemosa) protein hydrolyste” pada tanggal 3 Oktober 2019, yang dihadiri oleh para peneliti dan program sarjana mahasiswa akuakultur di lembaga penelitian itu. Kuliah umum ini memberikan wawasan baru kepada siswa tentang potensi anggur laut sebagai bahan baku agen penyedap karena protein yang terkandung dengan jumlah tinggi. Ghoyatul juga telah menyampaikan studi terbarunya tentang optimalisasi produksi protein hidrolisat dari anggur laut sebagai bahan dasar flavoring agents. Dalam kesempatan itu, ia juga mendorong para siswa yang hadir untuk mengeksplorasi potensi kultivar rumput laut lainnya, selain dari Gracilaria sp. dan Kappaphycus alvarezi, karena masalahnya hampir sama dengan dihadapi orang Indonesia saat ini dalam hal eksploitasi rumput laut. Para mahasiswa juga sangat kagum dengan presentasi tentang fakta upaya Malaysia untuk mendapatkan pengakuan dari PBB bahwa rumput laut menjadi superfood.
Dalam kesempatan khusus itu, Ghoyatul juga berbagi dengan para siswa tentang peluang mahasiswa Akuakultur di lembaga itu untuk menghadiri program jangka pendek yang diselenggarakan oleh Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga seperti kursus musim panas dan program magang internasional, dan program magister saat ini ditawarkan oleh FPK seperti Program Magister Bioteknologi Perikanan dan Kelautan dan Program Magister Ilmu Perikanan dimana kedua program tersebut dapat dibiayai oleh Airlangga Development Scholarship (ADS) di Universitas Airlangga. Selanjutnya acara kuliah tamuu ditutup oleh sesi foto dan tanda apresiasi sebagai bukti persahabatan yang baik antara Universitas Airlangga dan Universiti Malaysia Sabah.
Penulis
M. Nur Ghoyatul Amin
Department of Marine
Email: m-nurghoyatulamin@fpk.unair.ac.id