Close
Pendaftaran
FPK UNAIR

Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Teliti Semanggi Air untuk Tekan Kandungan Amoniak pada Budidaya Lele

Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Teliti Semanggi Air untuk Tekan Kandungan Amoniak pada Budidaya Lele

Berita FPK-Tiga mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga berhasil menemukan pengaruh semanggi air yang dapat mengurangi ammonia pada sistem budidaya akuaponik. Penelitian dengan judul “ Pengaruh Semanggi Air (Marsilea Crenata) Untuk Mengurangi Ammonia Pada Sistem Budidaya Akuaponik Ikan Lele (Clarias Bathracus) Dengan Metode Bioremediasi Sebagai Upaya Peningkatan Hasil Produksi Perikanan Indonesia” dilaksanakan oleh tiga mahasiswa yang berasal dari Program Studi Akuakultur FPK UNAIR. Tim ini diketuai oleh Ridhwan Hakim Mahendra mahasiswa angkatan 2015 yang beranggotakan Mirda Tri Aries Chandra mahasiswa angkatan 2015, dan Oktavia Arini Zuhriastuti Mahasiswa Angkatan 2014. Pada Program Kreatifitas Mahasiswa Penelitian Eksakta(PKM-PE)  dibimbing oleh Daruti Dinda Nindarwi,S.Pi., M.P. Program PKM-PE ini telah lolos seleksi pendanaan Kemenristekdikti tahun 2018.

Latar belakang digagasnya ide penelitian ini yaitu melihat kondisi pasar akuakultur dituntut menjadi kontributor utama peningkatan produksi perikanan nasional untuk memenuhi kebutuhan penduduk di Indonesia. Salah satu teknologi yang dapat dilakukan dan sudah banyak digunakan dalam meningkatkan produksi perikanan adalah sistem akuaponik. “Sistem ini merupakan teknologi yang didasarkan pada prinsip assimilasi nitrogen anorganik (ammonia, nitrit dan nitrat) oleh komunitas mikroba dalam media budidaya yang kemudian dapat dimanfaatkan oleh organisme budidaya sebagai sumber makanan.” Jelas Hakim.

Kegiatan akuakultur menggunakan sistem teknologi akuaponik dengan metode bioremediasi merupakan sistem budidaya dengan menerapakan kepadatan yang sangat tinggi. Sistem ini memanfaatkan limbah budidaya sebagai pakan tambahan. Komoditas yang sering digunakan dengan sistem akuaponik adalah ikan lele yang memiliki harga jual dan permintaan pasar yang tinggi, namun biaya produksi minimal.

Hakim menjelaskan dalam konsep penelitiannya bahwa usaha bioremediasi toksin dalam mereduksi ammonia untuk sistem budidaya akuaponik merupakan salah satu upaya untuk menghindari dampak dari akumulasi toksin logam berat  yang berpotensi berpindah ke manusia yang mengkonsumsinya. Bioremediasi adalah penggunaan agen biologis untuk menetralkan tanah dan air tercemar menjadi zat-zat yang tidak berbahaya bagi lingkungan atau kesehatan manusia. Agen biologi yang dipakai dapat berupa enzim, sel mikroba atau tanaman. Salah satu tanaman yang potensial sebagai agen bioremediasi adalah semanggi air.

“Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan dengan menggunakan ikan lele dan semanggi air sebagai objek penelitian. Air dalam budidaya ikan lele yang mengandung ammonia akan diserap oleh tanaman semanggi air. Hasil yang didapatkan dengan jumlah semanggi sebanyak 40 batang dalam satu media tanam berukuran 300 cm2 mampu menyerap ammonia dengan rata – rata sebesar 50 %. Penggunaan semanggi air dapat dikatakan efektif dalam mengurangi kadar ammonia dalam budidaya perikanan menggunakan sistem akuaponik” tutur Hakim menjelaskan hasil penelitiannya.

Penulis : Annur Ahadi Abdillah

Editor   :  Dwi Yuli Pujiastuti

 

Loading

5/5

FPK NEWS

BAGIKAN