Close
Pendaftaran
FPK UNAIR

Mengapa Terumbu Karang Indonesia Terancam Punah: Tantangan dan Upaya Transplantasi Karang

Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

Mengapa Terumbu Karang Indonesia Terancam Punah: Tantangan dan Upaya Transplantasi Karang

Bagikan

TRANSPLANTASI TERUMBU KARANG: EFEKTIFKAH …….?

Terumbu karang memiliki kedudukan penting dalam ekosistem laut, diantaranya sebagai feeding dan spawning ground, serta tempat perlindungan bagi organisme perairan (Supriharyono, 2007). Organisme ini juga menawarkan berbagai keindahan bagi para penghobi wisata bawah air. Keindahan tersebut merupakan simbiosis antara hewan karang dengan micro-organisme berklorofil (Al-Hammady, 2013). Akan tetapi, populasinya terus mengalami penurunan, (Bellwood, 2011) yang disebabkan oleh berbagai aktifitas manusia seperti; penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan, alih guna ekosistem (Darling dkk, 2013), kontak langsung penyelam pemula pada saat diving dan snorkling, serta pemanasan global (Al-hammady, 2011).

Wilkinson dan Carpenter dkk (2008), mencatat sekitar 19% karang dunia telah hilang dan 35% dalam keadaan terancam punah, tidak terkecuali terjadi di Indonesia. Suharsono (2008) mencatat, jenis-jenis  karang  yang ditemukan di Indonesia  diperkirakan sebanyak 590 spesies yang termasuk dalam 80 genus karang. Menurut Suharsono (2008), menambahkan kondisi terumbu karang  dengan kriteria baik  hanya tersisa  5,3%  dari  luas  terumbu  karang  Indonesia. Melihat hal tersebut, tentunya sudah banyak hal yang dilakukan oleh pemerhati terumbu karang. Beberapa upaya yang dilakukan untuk merehabilitasi ekosistem tersebut antara lain artificial reef, biorok dan transplantasi (Suharsono, 2004).

Transplantasi merupakan suatu usaha penanaman karang baru menggunakan teknik fragmentasi dari koloni tertentu (Harriot dan Fisk, 1998), dimana metode ini merupakan metode yang paling umum dilakukan di Indonesia (Nybakken, 1988). Menurut Gomes dkk (2010), menambahkan transplantasi efektif dalam memperbaiki ekosistem terumbu karang. Beberapa spesies telah digunakan pada kegiatan ini, diantaranya adalah golongan Acropora sp, dimana spesies ini ditemukan hampir di seluruh perairan Indonesia (Supriharsono, 2007). Keberhasilan dari kegiatan ini sangat dipengaruhi oleh kualitas lingkungan, serta spesies yang digunakan termasuk ukuran fragmen (Soon dan Chen, 2003), serta kesadaran manusia dalam menjaga kelangsungan hidupnya.

Referensi

Al-Hammady MAM. The effect of zooxanthellae availability on the rates of skeletal growth in the Red Sea coral Acropora hemprichii. Egypt J Aquat Res 2013;39:177–83. doi:10.1016/j.ejar.2013.10.005.

Bellwood DR, Hoey AS, Hughes TP. Human activity selectively impacts the ecosystem roles of parrotfishes on coral reefs. Proc. R. Soc. B Biol. Sci., vol. 279, 2012, p. 1621–9. doi:10.1098/rspb.2011.1906.

Flores, R.C., Paguia, H.M., de Guzman, R., de Guzman, D., Varua, N.N.  2017. “Application of Transplantation Technology to Improve Coral Reef Resources for Sustainable Fisheries and Underwater Tourism”. International Journal of Environmental Science and Development 8 (1) : 1-6.

Giyanto . Evaluation of Coremap Phase 2 in the Eastern Indonesia Based on the Changes in Coral Coverage. Mar Res Indones 2017;42:47–55. doi:10.14203/mri.v42i1.112.

Nybakken, J. W. 1992. Marine Biology: An Ecological Approach. Translation. Gramedia Pustaka Tama. Jakarta. 445 pp.

Suharsono. 2008. Types of Corals in Indonesia. Lipi press. Jakarta. 372 pp.

Soong K, Chen T. Coral transplantation: Regeneration and Growth of Acropora. Restor Ecol 1999;37:474–87. doi:10.1016/S0025-326X(99)00145-9.

Wilkinson CR. Status of coral reefs of the world 2004 : Summary/edited by Clive Wilkinson. Australian Institute of Marine Science; 2004.

Penulis
Suciyono
(Prodi Akuakultur – PSDKU Banyuwangi)
Email: suciyono@fpk.unair.ac.id

Loading

5/5