Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki keindahan alam yang berpotensi untuk dikembangkan. Salah satu potensi yang sedang dikembangkan dari wilayah pesisir selatan Yogyakarta adalah wisata pantainya. Aktivitas pariwisata dan keselamatan para wisatawan tentunya pun harus diperhatikan secara simultan. Berkaitan dengan hal itu, adanya arus rip (rip current) atau yang sering disebut dengan boleran merupakan hal yang patut untuk diperhatikan. Boleran merupakan sebab dari tewasnya wisatawan yang melakukan wisata di perairan pantai.
Perlu adanya prediksi tepat mengenai keberadaan boleran demi keselamatan publik. Arus rip sendiri merupakan arus yang bergerak dari pantai ke arah tengah laut. Arus ini dapat terjadi setiap hari dengan kondisi bervariasi mulai dari arus kecil hingga besar serta dapat menyeret orang ke tengah laut (Kusmanto,2013).
The Royal National Lifeboat Institution (RNLI) yang memberikan jasa penyelamatan bagi 69% pantai di Inggris mencatat 68% kecelakaan di laut dalam periode 2005-2007 terjadi karena arus rip (Scott et al., 2008). Sementara di Pantai Atlantik Inggris tercatat 80% kecelakaan di laut dalam periode 2005-2007 terjadi karena arus rip.
Salah satu karakteristik arus rip ialah membawa muatan sedimen dari tapi pantai ke arah laut. Selanjutnya kekeruhan yang tinggi pada tubuh arus tersebut dibandingkan massa air di sekitarnya, sehingga dari hal itu bisa diduga terjadinya arus rip. Rip current melewati jalur sempit (rip channel) yang mengalir kuat ke arah laut dari zona hempasan melintasi gelombang pecah hingga di laut lepas-pantai (Panguruan, 2015).
Bila kita berada dalam arus ini maka hal yang perlu kita lakukan agar tetap selamat adalah tetap tenang dan berusaha untuk tidak melawan arus melainkan dengan berenang ke arah sisi kiri atau kanan menuju ombak yang memecah menuju pantai. Semakin kita berupaya melawan arus, semakin kita terseret ke arah tengah laut menuju palung laut.
Rip Current (Sumber: sinar5news.com)
#FPKUA #Oceans #Oceanography #Sea accident
Referensi :
Kusmanto, E., & Setyawan, W. B. (2013). Arus Rip di Perairan Pesisir Pangandaran, Jawa Barat (Rip Current in Pangandaran Coastal Water, West Java). ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences, 18(2): 61-70.
Panguruan, P,I., Rochaddi, & Ismanto. 2015. Studi Rip Current di Pantai Selatan Yogyakarta. Journal of Oceanography, 4(4): 670-679.
Scott, T., Russell, P., Masselink, G., et al. 2008. High volume sediment transport and its implications for recreational beach risk. Coastal Engineering, 1: 4250-4262
Penulis : Melinda Kusuma N (Akuakultur 2019)
Editor : Viradyah Lulut Santosa (Akuakultur 2019)