Kota Mojokerto merupakan wilayah yang dilalui sungai Brantas sehingga masyarakatnya sangat dekat dengan keanekaragaman jenis ikan sungai. Ikan yang menjadi ikon Kota Mojokerto adalah Rengkik Hemibagrus nemurus Valenciennes, 1840 sejenis ikan berkumis yang banyak ditemukan di sepanjang aliran sungai Brantas. Secara umum Rengkik adalah ikan yang tersebar luas di Asia Tenggara dan dikenal sebagai ikan konsumsi yang berasal dari tangkapan alam. Di kota Mojokerto, Rengkik populer diolah menjadi menu masakan Garang Asem ‘Ndas Rengkik’. Kepopuleran makanan ini membuat permintaan Rengkik dalam kondisi segar terus meningkat seiring bertambahnya waktu.
Menurut penuturan warga lokal saat ini semakin sulit mendapatkan Rengkik. Masalah utama dari eksistensi Rengkik di sungai Brantas sebenarnya bukan pada praktek penangkapan, akan tetapi lebih pada menurunya kualitas air akibat pencemaran limbah rumah tangga dan terutama limbah industri. Pencemaran tersebut membuat mutu lingkungan menurun sehingga banyak dari spesies ikan tidak hanya Rengkik mengalami masalah dalam melanjutkan kehidupannya. Sehingga, praktek resctoking benih Rengkik yang pernah dilakukan oleh Pemkot Mojokerto diragukan benar-benar dapat memulihkan kondisi populasi Rengkik, karena habitatnya terus mengalami penuruan kualitas.
Penelitian terbaru terkait penangkaran Rengkik justru banyak dilakukan oleh peneliti di wilayah Jawa Barat, sedangkan di wilayah Jawa Timur masih minim. Keberadaan plasma nutfah Rengkik yang tersebar luas di Jawa Timur selayaknya menjadi pemicu bagi peneliti di wilayah tersebut agar lebih serius mengembangkan ikan ini. Memang dalam prakteknya, bahkan peneliti di Jawa Barat mengeluhkan siklus reproduksi Rengkik tidak seperti ikan air tawar yang lebih dahulu populer seperti Nila, Tombro dan Lele, Rengkik mengalami pematangan telur hanya pada waktu tertentu saja sehingga menjadi problem dalam menghasilkan benih secara kontinyu.
Harapan ke depan akan banyak penelitian penangkaran Rengkik di Jawa Timur sebagai solusi dari terus menurunnya populasi Rengkik dan merosotnya mutu lingkungan. Kita semua tentu tidak ingkin Rengkik hanya menjadi ikon kota semata, tetapi upaya-upaya penyelamatan terhadap ikan ini tidak serius ditangani.
Penulis
Veryl Hasan
Departemen MKI-BP
Email: veryl.hasan@fpk.unair.ac.id