Parasit merupakan organisme yang hidup pada organisme lain (inang), baik di permukaan tubuh maupun di dalam tubuh dan mengambil keuntungan dari inangnya. Ikan sebagai biota akuatik tidak terlepas dari adanya infestasi parasit. Beberapa kasus infestasi parasit pada ikan, baik ikan konsumsi maupun non konsumsi telah dilaporkan di perairan Indonesia. Beberapa kelompok parasit pada ikan juga dapat menimbulkan penyakit pada manusia (Zoonosis). Seperti yang pernah diberitakan adanya infestasi cacing Anisakis pada ikan kaleng. Cacing ini jika termakan oleh manusia dapat menyebabkan beberapa penyakit pada organ pencernaan.
Salah satu upaya preventif untuk menanggulangi adanya infestasi parasit adalah melalui proses identifikasi parasit, sehingga dapat ditegakkan diagnosis dan pengedalian secara tepat. Langkah awal yang penting dalam melakukan proses identifikasi terhadap parasit ikan adalah preparasi dan pengamatan parasit sebagai agen patogen.
Parasit dapat dikoleksi dan dipreparasi dalam bentuk freeze-dried. Teknik ini dilakukan dengan prinsip kerja mengawetkan struktur tubuh parasit tanpa menyebabkan kerusakan atau deformasi. Selanjutnya, parasit yang telah melalui tahap freeze-dried maupun dalam bentuk fresh diproses dalam tahap fiksasi, yaitu pengawetan pada larutan fiksatif. Fiksasi parasit dapat dilakukan pada larutan ethyl-alcohol (ethanol), alkohol gliserin 10%, alkohol 70% dan 40% formalin (aqueous formaldehyde). Prinsip pemberian larutan fiksatif adalah mengeluarkan kandungan air dari organisme. Volume larutan fiksasi sebaiknya 10x lebih banyak dibanding besar parasit yang akan diawetkan. Larutan fiksasi dapat diganti beberapa kali untuk menghindari adanya kebusukan.
Selanjutnya, parasit yang telah difiksasi dapat langsung diamati dibawah mikroskop maupun dilakukan proses pewarnaan untuk melihat lebih detail organ-organ yang dimiliki. Pewarna parasit yang umum digunakan adalah Acetic Carmine. Pemberian pewarna, memudahkan pengamatan parasit dengan lebih detail. Tetapi, hal ini tidak dapat dilakukan terhadap parasit dari kelompok cacing Nematoda maupun Branchiura karena pemberian pewarna akan menimbulkan penimbunan warna pada organ-organ dalam parasit tersebut sehingga mengakibatkan ketidakjelasan pada organ-organ yang dimiliki. Pemberian pewarna dapat dilakukan pada parasit cacing kelompok Trematoda, Cestoda, Acantocephala dan Hirudinae. Ketepatan teknik preparasi sangat penting dalam mendapatkan spesimen yang bersih dan memudahkan dalam proses pengamatan.
Penulis
Putri Desi Wulan Sari, S.Pi., M.Si
(Dosen Departemen Manajemen Kesehatan Ikan dan Budidaya Perairan – FPK UNAIR)