Bulan ramadhan merupakan bulan yang suci, penuh pengampunan dan berkah, sehingga pada bulan ramadhan sangat tepat untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas ibadah kita. Puasa dibulan ramadhan merupakan ibadah wajib bagi umat islam yang bertaqwa kepada Allah S.W.T, dimana puasa itu sendiri adalah ibadah yang dilakukan dengan cara menahan lapar dan dahaga, serta hal-hal lain yang dapat membatalkan puasa. Puasa telah terbukti bermanfaat terhadap kesehatan seperti yang telah dikemukakan oleh peneliti dari Hanover Medical School Jerman dan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dengan judul Effect of Ramadan fasting on fatigue, mood, sleepiness, and health related quality of life of healthy young men in summer time in Germany: A prospective controlled study terutama bagi mereka yang memiliki BMI yang melebihi 20 atau biasa dikatakan sebagai simptom obesitas.
Agar dapat menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan lancar, tentunya membutuhkan kondisi tubuh yang sehat dan kuat. Dimana pola hidup sehat dapat dilakukan dengan cara mengkonsumsi makanan yang sehat, istirahat yang cukup dan olah raga ringan yang teratur. Ikan merupakan salah satu makanan yang direkomendasikan bagi mereka yang sedang menjalani ibadah puasa, kenapa ? Kebanyakan ikan terutama ikan dengan kadar lemak yang cukup tinggi atau biasa disebut fatty fish memiliki kandungan asam lemak omega-3 (EPA dan DHA) yang tinggi, seperti ikan salmon, ikan sardines, belut, dan ikan makarel. Menurut Drevon (2005) dalam penelitianya yang berjudul fatty acids and expression of adipokinesyang dipublikasi di jurnal Biochimica et Biophysica Acta (BBA) mengungkapkan bahwa asam lemak dapat memacu ekspresi protein leptin, leptin merupakan hormon yang disekresi oleh kelenjar adiposa yang dapat mengontrol rasa lapar dengan cara mencegah rasa lapar yang berlebihan.
Konsumsi ikan tinggi asam lemak omega-3 pada masa puasa dapat telah terbukti dapat menjadi treatment untuk menurunkan berat badan bagi penderita obesitas dengan cara menyeimbangkan kadar leptin dan insulin pada tubuh seperti sebuah penelitian berjudul Effects of seafood consumption and weight loss on fasting leptin and ghrelin concentrations in overweight and obese European young adultsyang dipublikasi di European Journal of Nutritionpada tahun 2009.
Lalu apakah asam lemak omega-3 dapat dipertahankan dengan proses pengolahan yang membutuhkan suhu tinggi seperti proses perebusan, penggorengan, pengovenan maupun pengukusan? Jawabanya dapat. Berdasarkan penelitian berjudul Thermal degradation of long-chain polyunsaturated fatty acids during deodorization of fish oil, asam lemak omega-3 toleran terhadap suhu tinggi sampai 180 C. Sehingga kita masih dapat memanfaatkan efek dari asam lemak omega-3 terhadap rasa lapar dari ikan goreng penyetan, semur ikan, maupun ikan kaleng.
Kemudian apakah konsumsi ikan saja pada saat puasa? Jawabanya tidak. Berdasarkan sebuah artikel yang dipublikasi di majalah online “The world’s healthiest food”, konsumsi ikan bisa didampingi dengan berbagai macam sayuran, buah-buahan, biji-bijian seperti nasi ataupun jaging dan lain sebagainya.
Jadi tunggu apalagi, “Ayo makan ikan” pada saat berpuasa, agar rasa lapar bisa ditunda dan manfaat kesehatan dari puasa bisa kita peroleh. Pesan dari Ibu Susi (Menteri Kelautan dan Perikanan RI) “Masyarakat Indonesia yang melaksanakan puasa, saya menyarankan menu sahur dan menu buka makan ikan,” saat buka puasa bersama media di Mina Bahari IV, Kantor KKP, Kawasan Gambir, Jakarta Pusat.
Penulis
M Nur Ghoyatul Amin, M.Sc.
Dosen S-1 Teknologi Industri Hasil Perikanan
Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Airlangga