Berita FPK-Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi mangrove sangat baik, salah satu yang telah dimanfaatkan adalah buah pedada (Sonneratia caseolaris). Buah ini memiliki kandungan air yang tinggi, selain itu buah pedada juga memiliki kadar abu, kadar lemak, kadar protein, kadar karbohidrat, dan masih banyak lagi.  Secara umum, buah pedada hanya dimanfaatkan sebagai sirup tanpa ada variasi olahan lain yang mampu menjaga kandungan pada buah tersebut. Hal ini yang melatar belakangi pembuatan PKM-PE (Program Kreativitas Mahasiswa-Penelitian Eksakta) yang berjudul Optimalisasi Pemanfaatan Buah Pedada (Sonneratia caseolaris) Menggunakan Metode Mikroenkapsulasi. Tim terdiri dari Yunita Supraptin, Imada Icha Wahyuningsih, dan Herlina Mawardani dari Program Studi  Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga. Proposal PKM-PE ini berhasil mendapatkan pendanaan dari Kemenristekdikti pada tahun 2018.

Mempertahankan kandungan buah pedada dapat dilakukan dengan metode mikroenkapsulasi. Menurut jurnal yang ditulis oleh Bakry, et al. mikroenkapsulasi merupakan metode yang dapat menghindari bahan inti dari reaksi kimia dan fisika serta membantu mempertahankan sifat biologis fungsional dari bahan kimia dengan menambahkan penghalang antar inti dan dinding pada skala mikrometer. Pada penelitian, dilakukan pengujian terhadap kandungan vitamin C, fenol, antioxidan sebelum dan sesudah dilakukan mikroenkapsulasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa kandungan vitamin C, fenol, antioxidan pada buah pedada yang telah dilakukan mikroenkapsulasi tetap sama dengan sebelum dimikroenkapsulasi. Hal menunjukkan bahwa dengan metode mikroenkapsulasi dapat melindungi kandungan yang terdapat pada buah pedada. Nilai positif lainnya dengan metode mikroenkapsulasi bahan dapat menjadi lebih tahan lama dan memiliki nilai jual lebih tinggi.

Kontributor : Yunita Supraptin

Editor          : Annur Ahadi Abdillah