Penelitian terbaru dalam bidang akuakultur mengungkapkan bahwa prosedur seperti pemberian tag dan vaksinasi pada ikan dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang menyebabkan rasa sakit pada ikan. Stimulus nyeri yang dialami oleh ikan ini mungkin terkait dengan respon stres pada ikan. Sebuah studi mendalam menunjukkan bahwa nociceptor, sensor nyeri pada ikan, mendeteksi jaringan yang terluka dan mengirimkan sinyal tersebut ke akord tulang belakang ikan. Sinyal ini kemudian memicu respons biologis yang dapat mempengaruhi organ vital seperti hati.
Hasil penelitian juga mengungkap bahwa perubahan histologi pada hati ikan dapat diamati, termasuk perubahan dalam vacuolasi hepatosit (sel hati) dan karakterisasi warna. Triterpenoid, senyawa yang dikenal memiliki aktivitas hepatoprotektif, ditemukan dalam organisme laut seperti sea cucumber.
Penelitian ini juga membahas dampak dari berbagai jenis pengobatan pada ikan yang mengalami kerusakan jaringan. Hasil menunjukkan bahwa pengobatan dengan injeksi asam asetat, lidokain, dan ekstrak Phyllophorus sp. memiliki efek berbeda pada histopatologi ikan. Misalnya, injeksi asam asetat 5% menunjukkan kerusakan histopatologi seperti pyknosis dan edema, sedangkan injeksi lidokain 1 mg/ikan menunjukkan adanya pyknosis, edema, dan nekrosis pada tingkat yang lebih tinggi. Pengobatan dengan ekstrak Phyllophorus sp. dosis 5mg/50gr juga menghasilkan kerusakan histopatologi yang signifikan.
Studi ini memberikan pemahaman lebih mendalam tentang dampak prosedur rutin pada ikan dalam konteks akuakultur. Hasil-hasil ini dapat membantu mengarahkan praktik-praktik baru yang lebih baik dalam manajemen akuakultur demi kesejahteraan ikan yang lebih baik.