PERAN SUHU DALAM AKTIVITAS ENZIM PROTEASE KASAR DARI ISOLAT BAKTERI PROTEOLITIK ASAL IKAN TERI
Pada perkembangan bidang perikanan ilmu bioteknologi, telah menempatkan penggunaan enzim dari bakteri proteolitik sebagai salah satu alternatif untuk keperluan, contohnya saja di bidang pengobatan serta industri. Kesadaran masyarakat terhadap masalah lingkungan yang semakin meningkat serta terdapat tekanan dari para ahli yang menjadikan teknologi enzim sebagai alternatif untuk menggantikan berbagai proses kimiawi dalam bidang industri.
Mikroorganisme juga banyak sekali digunakan sebagai sumber penghasil enzim komersial karena sifat biokimiawinya dan sifat fisika serta kultivasi yang mudah untuk dimanipulasi. Mikroorganisme dipilih sebagai produsen enzim. Adanya mikroorganisme yang baik merupakan salah satu faktor terpenting dalam usaha produksi enzim. Mikroorganisme yang digunakan untuk memproduksi enzim yaitu bakteri proteolitik yang telah diisolasi dari ikan teri.
Bakteri proteolitik memiliki potensi untuk dapat menghasilkan enzim protease dan juga dapat digunakan pada pengolahan pangan yang dapat diisolasi dari berbagai macam bagian ikan, antara lain dapat diisolasi dari perut ikan, ikan segar dan ikan olahan, serta limbah proses pengalengan ikan. Bakteri proteolitik pada ikan teri memiliki potensi bioteknologi yang besar untuk diteliti karena bakteri yang dapat tumbuh di ikan teri ini merupakan bakteri yang dapat hidup pada lingkungan yang ekstrem, salah satu bakteri proteolitik yang dapat tumbuh pada ikan teri yaitu Bacillus pumilus yang berasal dari isolat ikan teri. Bakteri – bakteri tersebut maupun bertahan hidup dalam lingkungan dengan kadar garam tinggi atau halofilik, suhu tinggi atau termofilik dan Aw rendah karena pembuatan ikan teri melalui proses penggaraman, penjemuran dan pengeringan.
Hasil yang didapatkan pada penelitian ini yaitu untuk hasil optikal densitas dengan haemocytometer didapatkan nilai 2.738 sel/ml disini bakteri mengalami fase log, dan aktivitas enzim protease kasar Bacillus pumilus dari isolat ikan teri terhadap suhu dapat disimpulkan bahwa aktivitas enzim optimum terdapat pada suhu 40oC memiliki aktivitas protease sebesar 4.627 unit/ml, sehingga disini suhu mempengaruhi aktivitas enzim. Pada temperatur rendah, reaksi enzimatis berlangsung lambat, kenaikan temperatur akan mempercepat reaksi, hingga suhu optimum tercapai dan reaksi enzimatis mencapai maksimum. Kenaikan temperatur melewati temperatur optimum akan menyebabkan enzim terdenaturasi dan menurunkan kecepatan reaksi enzimatis.
Peningkatan suhu menyebabkan aktivitas enzim meningkat. Hal ini disebabkan oleh suhu yang makin tinggi akan meningkatkan energi kinetik, sehingga menambah intensitas tumbukan antara substrat dan enzim. Tumbukan yang sering terjadi akan mempermudah pembentukan kompleks enzim-substrat, sehingga produk yang terbentuk makin banyak (Adrio and Demain, 2014).
Uji pengaruh temperatur terhadap aktivitas enzim dilakukan agar dapat mengetahui kondisi optimum enzim dalam mendegradasi substrat. Setiap enzim memiliki aktivitas maksimum pada temperatur tertentu, aktivitas enzim akan dapat terus meningkat dengan bertambahnya temperatur sampai temperatur optimum. Kenaikan temperatur diatas temperatur optimum akan menyebabkan aktivitas enzim menurun (Baehaki, 2008).
Referensi
Adrio, J.L. and A.L. Demain. 2014. Microbial enzymes: Tool for biotechnological process. Biomolecules, 4:117-139. https://doi.org/10.3390/biom4010117.
Baehaki, A. 2008, Purifikasi dan karakterisasi protease dari bakteri patogen Pseudomonas aeruginosa, Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, Vol. XIX No. 1: 80-87.
Penulis
Dwitha Nirmala
Departemen Kelautan
dwitha.nirmala@fpk.unair.ac.id