Berita FPK – Sungai merupakan salah satu habitat ikan yang saat ini mengalami degradasi kualitas air. Penurunan kualitas air sungai disebabkan oleh menurunnya kualitas tanah bantaran sungai akibat pemanfaatan tanah sekitar sungai yang kurang ramah oleh masyarakat sekitar, misalnya penggunaan bantaran sungai sebagai tempat penimbunan sampah tanpa pemilahan. Sampah yang tercampur, sampah organik dan sampah anorganik, dapat menyebabkan sungai menerima dampak masuknya produk yang sulit teruarai hingga cairan hasil proses pembusukan sampah organik ke dalam badan air. Selain itu, pola pikir masyarakat bahwa sungai merupakan tempat sampah yang paling efisien membentuk masyarakat yang tidak peduli terhadap ekosistem sungai. Sungai sebagai ekosistem terbentuk dari saling terkaitnya lingkungan dan biota yang ada di dalamnya.
Ikan sebagai salah satu biota yang membentuk ekosistem sungai akan mengalami penurunan kualitas dan kuantitasnya akibat penurunan kualitas lingkungan. Saat ini telah dirasakan oleh masyarakat penurunan kualitas ekosistem sungai dengan terjadinya kelangkaan atau hilangnya ikan local dari sungai tersebut. Menurunnya jumlah hingga hilangnya ikan lokal dari habitat asalnya akan menurunkan keanekaragaman spesies hingga plasma nuftah yang ada. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman plasma nuftah tinggi di dunia. Untuk itu, diperlukan upaya untuk menghambat penurunan keanekaragaman dengan mengembalikan ikan lokal ke dalam ekosistem asalnya.
UPT Laboratorium Kesehatan Lingkungan Umbulan di bawah naungan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Ecological Observation and Wetland Conservation (Ecoton) ingin mengembalikan fungsi sungai sebagai ekosistem yang sehat bagi biota termasuk ikan lokal di dalamnya. Untuk itu dilakukan pelepasan benih beberapa jenis ikan lokal yang berasal dari Sungai Berantas khususnya di perairan Desa Wringinano, Kabupaten Gresik (22/10/2019). Benih ikan yang ditebarkan terdiri dari beberapa jenis ikan misalnya ikan sengkaring, wader pari, wader cakul, nilem, bader abang yang merupakan hasil domestikasi UPT Kesling, Umbulan.
Acara tersebut merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dalam rangka Hari Jadi Provinsi Jawa Timur dan dihadiri oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur, Ir. M. Gunawan Saleh, MM. yang juga sebagai narasumber bersama Direktur Ecoton, Prigi Arisandi dan Jila Sulastini, M.Agr. dari UPT Kesling, Umbulan. Acara yang bertajuk Pertemuan Pelestarian Ikan Lokal mengundang berbagai elemen masyarakat baik masyarakat sekitar kegiatan, pendidikan dasar hingga tinggi, perangkat pemerintah desa hingga kecamatan di Wringinanom. Dalam pelaksanaannya, dilakukan pemberian materi tentang pentingnya menjaga sungai dengan menghentikan penggunaan setrum, racun, bom dan sampah oleh Dr. Daru dari Ecoton, upaya domestikasi ikan lokal dari UPT Kesling, Umbulan dan perwakilan Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Surabaya II yang menambah wawasan terkait tata cara pelepasan benih ikan ke lingkungan air sesuai peraturan dan undang-undang.
Dengan kegiatan yang telah dilakukan tersebut diharapkan tujuan untuk mengembalikan fungsi sungai sebagai ekosistem yang sehat bagi ikan lokal yang berdampak pada kesehatan manusia yang memanfaatkanya dapat terjadi. Kesuksesan upaya tersebut membutuhkan kerja sama dan komunikasi yang baik dari berbagai pihak, yaitu pemerintah, masyarakat dan swasta yang bergerak sesusai dengan fungsi untuk mencapai tujuan yang sama.
Penulis
Juni Triastuti
Departemen Kelautan
Email: juni.triastuti@fpk.unair.ac.id