Humas FPK – Pemerintah terpaksa kembali membatasi kegiatan masyarakat akibat munculnya varian baru dari virus Covid-19. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) menjadi upaya baru yang digunakan pemerintah untuk menekan angka penularan Covid-19. PPKM memberi efek yang signifikan di berbagai sektor, salah satunya yakni kegiatan perkuliahan.
Penundaan kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang juga dirasakan bagi mahasiswa semester empat Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) UNAIR. Segala persiapan keberangkatan, seperti administrasi telah disiapkan sejak tiga minggu yang lalu. Namun, adanya kebijakan PPKM mengakibatkan peserta terpaksa mencari tempat (balai/instansi terkait) baru, karena adanya perubahan dari balai (instansi) yang ingin dituju. Beberapa balai perikanan, khususnya yang berlokasi di Pulau Jawa dan Bali menolak kegiatan magang dan sejenisnya karena kasus Covid-19 yang kian meningkat.
Putri Desi Wulan Sari, S.Pi., M.Si. selaku panitia MBKM FPK, menegaskan bahwa fakultas tentu tidak tinggal diam. Panitia MBKM tetap membantu para peserta terutama dalam mencari mitra untuk melangsungkan kegiatan dengan terus menginformasikan instansi/balai perikanan mana saja yang dapat dihubungi. Bahkan mahasiswa di luar Pulau Jawa diberi kemudahan untuk magang di instansi/balai perikanan terdekat saja.
Amir, salah satu mahasiswa peserta MBKM turut memberikan keterangan rinci terkait masalah yang dialaminya.
“Dengan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali sangat berdampak bagi saya yang berdomisili dan memilih pilihan tempat untuk kegiatan MBKM di daerah yang terkena penerapan PPKM. Dampak yang paling terasa ketika saya dan kelompok telah sepakat melakukan kegiatan di sebuah instansi/balai perikanan di mana kita sudah mengontak dan pihak balai sudah terbuka dalam menyambut kami namun akibat dari penerapan PPKM dan juga ada beberapa pegawai pada balai tersebut terpapar covid 19 menyebabkan kelompok kami tidak dapat melakukan kegiatan MBKM di tepat tersebut,” terang Amir.
Amir mengatakan bahwa ia dan tim harus mencari balai/instansi lain untuk mengatasi masalah ini. “Langkah yang kami ambil yaitu mencari lokasi untuk kegiatan ini yang dekat dengan domisili dan dapat menerima orang luar untuk kegiatan seperti magang, dll,” terangnya melalui via whatsapp pada Jumat (24/07).
Pemuda asal Madura tersebut juga mengeluhkan masalah administrasi. Namun baginya situasi yang tengah dihadapi ini justru merupakan sebuah tantangan yang dapat membentuk karakternya menjadi lebih baik. Ia mengaku memilih menikmati semua proses yang ada, “Bagian tersulit dalam mangatasi hal tersebut adalah urusan administrasi di mana dengan waktu dan keadaan yang sangat terbatas menjadikan sebuah tekanan sekaligus tantangan buat kami. Namun tetap saya tanamkan pada diri saya terutama untuk selalu easy going dan enjoy tetap menikmati proses karena dengan ini yang dapat membentuk karakter kita kedepannya” tandasnya.
Pembekalan kegiatan MBKM secara daring oleh Pak Browijoyo selaku panitia (Sumber : Istimewa)
Penulis : Ridwansyah (Akuakultur, 2019)
Editor : Muhammad Ichwan Firmansyah (THP, 2020)