Lepidoplurus asellus merupakan salah satu spesies dari kelas Polyplacophora. Reproduksinya bersifat diocieous di mana terdapat individu jantan dan betina. Fertilisasi terjadi secara eksternal. Dimulai dari individu dewasa jantan mengeluarkan sel sperma dan individu betina mengeluarkan sel telur, kemudian, terjadi fertilisasi membentuk zigot, dan berkembang menjadi gastrula. Setelah itu, membentuk prototorch yang menetas menjadi trocophore. Trochopore berbentuk bulat panjang, dilengkapi dengan sepasang mata dan satu pedal gland. Larva ini berenang bebas, pada masa planktonik, larva bersifat fotopositif (menyenangi cahaya), sebaliknya setelah larva menempel di dasar perairan akan bersifat fotonegatif (menghindari cahaya). Dalam perkembangan selanjutnya, trochopore akan membentuk 8 buah lempengan plat-plat di bagian dorsal tubuhnya, kemudian larva akan tenggelam ke dasar perairan yang selanjutnya akan menjadi Lepidoplorus asellus dewasa.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh Balai Bimbingan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan, Departemen Pertanian (1988 belum dipublikasi), ternyata Lepidoplurus asellus mengandung protein yang cukup tinggi, yaitu 18,86 %, lebih tinggi dari protein yang terdapat dalam teripang (7,67 %), tiram (13,31 %) atau kijing (11,27 %). Oleh karena itu, hewan ini perlu dipertimbangkan sebagai salah satu sumber protein hewani dari laut. Di Indonesia, Lepidoplurus asellus dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber pangan. Seperti di Meksiko diolah menjadi sup dan di pesisir Jawa diolah menjadi sate atau masakan lainnya.
Penampakan Polyplacophora (Sumber: edubio.info)
Sumber :
Sjafrie, N.D.M. 1989. Beberapa Catatan Mengenai “Chiton”. Oseana, 14(2): 37-45.
#MarineBiodiversity #Fisheries #MarineResources #FishSpecies
Penulis : Arjuna Permadiaz Dwi Putra (Akuakultur, 2020)
Editor : Linda Kartika Sari (Teknologi Hasil Perikanan, 2019)