Close
Pendaftaran
FPK UNAIR

PRAKTISI LINGKUNGAN DAN PERIKANAN PAPARKAN KERUSAKAN LINGKUNGAN, IKAN INVASIF DAN IKAN LOKAL DI SUNGAI BRANTAS

Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

PRAKTISI LINGKUNGAN DAN PERIKANAN PAPARKAN KERUSAKAN LINGKUNGAN, IKAN INVASIF DAN IKAN LOKAL DI SUNGAI BRANTAS

Berita FPK – Masyarakat Indonesia masih belum mengetahui kehadiran ikan-ikan lokal  asli Indonesia, beberapa banyak yang mengira ikan lokal asli Indonesia sebut saja ikan Nila dan Mujair. Faktanya ikan tersebut termasuk dalam ikan invasif asing yaitu ikan yang bukan berasal dari dalam negeri.

Agar masyarakat sadar betapa pentingnya menjaga kelestarian ikan asli di Indonesia, Kajian Keilmiahan Mahasiswa (KAKEMA) Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga mengadakan webinar bertajuk  “Ikan Lokal VS Kerusakan Lingkungan dan Ikan Invasif”.

Webinar kali ini dibuka oleh Wakil Dekan I FPK UNAIR, Dr. Endang Dewi Masithah, Ir.,MP. Endang mengatakan hadirnya ikan invasif awalnya untuk kebutuhan budidaya, dalam perjalanan, ikan invasive tersebut mulai mengancam kehadiran dari ikan lokal.

“Saya harap dalam diskusi ini kita bisa menyampaikan ide-ide dan upaya-upaya penyelamatan ekologi lingkungan lebih besar dan bersama baik tentang ikannya ataupun tentang pencemaran lingkungannya,” sambut Endang.

KAKEMA mengundang narasumber dari beragam kalangan praktisi lingkungan dan perikanan. Dr. Veryl Hasan, S.Pi., M.P. sebagai dosen FPK UNAIR, perwakilan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur Arif Sisbiantoro, Eksekutif Direktur dari ECOTON (Ecological Observation and Wetlands Conservation) Prigi Arisandi, serta Susilo Irwanjasmoro dari Yayasan WAGLERI (Wahana Gerakan Lestari Indonesia).

Keempat narasumber dari berbeda sudut pandang keilmuan membahas tentang dampak kerusakan lingkungan dan hadirnya ikan invasif yang mulai menggerus kehadiran spesies asli ikan lokal di Indonesia. Dari sudut pandang akademisi, Veryl Hasan memaparkan ada 8 spesies ikan lokal yang mengalami kepunahan dan 10 spesies ikan lokal yang masih ditemukan di Sungai Berantas, Jawa Timur. Dari 20 spesies yang dipaparkan, beberapa ikan memiliki potensi dijadikan ikan hias, akan tetapi ikan tersebut masih dimanfaatkan sebatas ikan konsumsi.

”Kebanyakan mindset masyarakat masih terpaku menjadikan ikan lokal sebagai ikan konsumsi. Beberapa ikan lokal memiliki potensi dijadikan ornamental fish atau ikan hias, dan akan memiliki nilai ekonomis yang tinggi,” Ujar Veryl.

Dosen pembimbing KAKEMA, Wahyu Isroni, S.Pi., M.P., mengatakan webinar ini nantinya akan mengarah ke kongres ikan yang akan diadakan di bulan Agustus. “KAKEMA harus konsisten dan peka dalam isu2 lingkungan dan perikanan hari ini, kegiatan KAKEMA sangat positif untuk mengisi kekosongan ruang akademis yang sedikit banyak dipengaruhi oleh COVID-19,” Terang Wahyu.

Webinar ini diikuti sebanyak 180 peserta dari kalangan masyarakat, instansi, akademisi dan praktisi. Berikut link webinar yang juga disiarkan langsung di Youtube. https://www.youtube.com/watch?v=-2PVpckvoew .(*)

Penulis
R. Dimar Herfano Akbar
Mahasiswa Program Studi Akuakultur – FPK

Loading

5/5

FPK NEWS

BAGIKAN