Akuakultur merupakan salah satu kegiatan yang saat ini memiliki pertumbuhan yang pesat dikarenakan fungsinya sebagai salah satu penyuplai kebutuhan protein bagai manusia. Untuk memenuhi kebutuhan pasar, maka perlu dilakukan peningkatan produksi melalui intensifikasi lahan. Salah satunya dengan penggunaan padat tebar tinggi dan penggunaan pakan buatan dengan kandungan protein yang tinggi. Akibat dari penerapan model intensifikasi lahan adalah meningkatnya jumlah limbah buangan budidaya yang nantinya dapat mempengaruhi lingkungan.
Jenis limbah buangan dari budidaya adalah berupa limbah organik dan anorganik. Adapun limbah organik yang tinggi pada limbah buangan memberikan potensi untuk dimanfaatkan sebagai media pertumbuhan bagi organisme lainnya karena kandungan nutrisinya yang cukup tinggi. Beberapa jenis organisme yang diketahui dapat memanfaatkannya adalah cacing sutera (Tubifex sp) dan kutu air (Daphnia sp). Cacing sutera (Tubifex sp) dan kutu air (Daphnia sp) adalah merupakan jenis pakan alami yang mempunyai peranan penting terutama pada kegiatan pembenihan ikan. Hal ini disebabkan tingginya kandungan nutrisi salah satunya adalah kandungan proteinnya yang berkisar 41,10 % dan 42,65%.
Daphnia sp. adalah merupakan jenis zooplankton yang hidup di air tawar yang dapat ditemukan di kolam, sawah dan perairan umum. Kandungan bahan organik di dalam perairan akan berpengaruh dalam pekembangan Daphnia sp. karena berguna sebagai sumber nutrisi dan energi untuk pertumbuhannya (Pennak, 1989). Daphnia sp. Merupakan jenis organisme air yang memiliki sifat filter feeder yaitu mampu menyaring detritus, fitoplankton, bakteri sebagai sumber makanannya, dan juga dapat memakan berbagai ukuran partikel di dalam air (Ojutiku 2008). Cacing sutera (Tubifex sp) merupakan organisme akuatik yang hidup pada sungai atau
aliran air dengan kandungan bahan organik yang tinggi.
Beberapa penelitian tentang pemanfaatan limbah cair maupun padatan dari budidaya ikan memiliki pengaruh terhadap pakan alami yang dibudidayakan. Berdasarkan dari hasil penelitian tentang pemanfaatan limbah padatan antara lain dari budidaya ikan nila dengan sistem BFT, mampu meningkatkan biomass dari cacing sutera (Tubifex sp) yang dipelihara selama 60 hari dengan penambahan biomassa adalah 2, 0 kg m-2 (Pardiansyah, 2014). Hasil dari penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa limbah padatan flok mampu menaikkan jumlah populasi dari Daphnia magna selama 14 hari masa pemeliharaaan. Sedangkan berdasarkan dari hasil penelitian pemanfaatan limbah cair, penggunaan 75% dan 100% air buangan dari budidaya ikan lele dapat meningkatkan jumlah populasi dari Daphnia sp selama 20 hari masa pemeliharaan.
Kemampuan dari pakan alami untuk tumbuh dipengaruhi oleh kandungan nutrisi yang melimpah pada limbah padatan maupun cair. Pada limbah padatan Bioflok dapat ditemukan berbagai jenis mikroorganisme, antara lain bakteri, alga, partikel organik, pemakan bakteri seperti protozoa dan zooplankton. Kandungan protein dari limbah padat dari budidaya ikan nila dengan BFT adalah berkisar 28-31 %. Sedangkan kandungan limbah padat dari budidaya ikan nila dengan sistem autotroph adalah 7,58 %. Untuk limbah berupa air buangan dari budidaya ikan lele mengandung limbah nitrogen 33,55 – 36,45% (Darmawan, 2014). Limbah air buangan dari budidaya ikan lele banyak ditemukan fitoplankton terutama dari golongan Chlorophyceae, Cyanophyceae dan Bacillariophyceae.
Referensi
Azhar, M. H., Ulkhaq, M. F., Suciyono, S., Prayogo, P., Fatmawati, D., Nurlatiffah, N., Anugrahwati, M. 2018. Utilization of floc from Tilapia (Oreochromis niloticus) farming with biofloc technology as substrate in the culture medium of Daphnia magna. In AIP Conference Proceedings (Vol. 2026, No. 1, p. 020099). AIP Publishing.
Azim ME, Little DC. 2008. The biofloc technology (BFT) in indoor tanks: Water quality, biofloc
composition, and growth and welfare of Nile tilapia (Oreochromis niloticus). Aquaculture 283:29–35. doi: 10.1016/j.aquaculture.2008.06.036
Darmawan, J. 2014. Pertumbuhan populasi Daphnia sp. pada media budidaya dengan
penambahan air buangan budidaya ikan lele dumbo (Clarias gariepinus burchell, 1822). Berita Biologi 13(1) – April 2014.
Darmanto, Darti S, Adhisa P. Chuaidi., Mei RD. 2000. Budidaya pakan alami untuk benih air tawar. Jurnal Penelitian. Badan Peneliti dan pengembangan pertanian. Jakrat. 2: 15-21.
Krettiawan H. 2011. Minimasi limbah padat budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus) melalui produksi Daphnia sp., 57. Sekolah Pascasarjana – Institut Pertanian Bogor, Bogor. [tesis].
Pardiansyah, D. Pemanfaatan limbah budidaya ikan lele (Clarias sp) sistem bioflok untuk budidaya cacing sutra (Tubificidae). 36. Sekolah Pascasarjana – Institut Pertanian Bogor, Bogor. [tesis].
Pennak RW. 1989. Coelenterata. Fresh-water Invertebrates of the V United States: Protozoa to Mollusca, 110-127, 3rd edition,. New York: John Wiley and Sons, Inc
Ray, A.J., Seaborn, G., Wilde, S.B., Leffler, J.W., Lawson, A., Browdy, C.L., 2010. Characterization of microbial communities in minimal-exchange, intensive aquaculture systems and the effects of suspended solids management. Aquaculture 310, 130-138.
Ojutiku, RO. 2008. Comparative Survival and Growth Rate of Clarias gariepinus and Heteroclarias Hathclings Fed Live and Frozen Daphnia. Pakistan Journal of Nutrition 7 (4): 527-529, 2008
Penulis:
Muhammad Hanif Azhar
(Prodi Akuakultur – PSDKU Banyuwangi)
Email: hanifazhar@fpk.unair.ac.id