Kitin merupakan senyawa biopolimer yang terbentuk dari N-acetylglucosamine, C8H13O5. Biopolimer ini adalah komponen utama yang membentuk kerangka eksoskleton dari artopoda dan krustase, seperti kepiting, udang, dan kerang. Biopolimer ini diproduki secara komersil dalam skala besar di berbagai negara, seperti Amerika, Jepang, dan Norwegia. Namun sayangnya, dalam proses produksi kitin ini, digunakan bahan-bahan kimia berbahaya yang dapat merusak lingkungan, seperti HCl dan NaOH. Oleh karena itu, beberapa peniliti mencoba untuk mengekstraksi kitin dengan menggunakan cecair ionik. Cecair ionik merupakan senyawa kimia baru yang terbentuk dari kation organik berukuran besar yang dikombinasikan dengan anion seperti klorida dan asetat. Uniknya, walaupun cecair ionik ini merupakan senyawa ion, namun memiliki titik leleh yang rendah, dibawah 100 °C. Bahkan beberapa diantara cecair ionik ini bersifat cairan pada suhu kamar.
Keuntungan lainnya adalah tekanan uap yang sangat rendah. Akibatnya, cecair ionik ini tidak menguap pada suhu kamar, sehingga tidak akan menyebkan hilangnya pelarut pada saat proses ekstraksi berlangsung. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika cecair ionik ini telah banyak dipelajari sebagai pelarut hijau yang ramah lingkungan untuk mengekstraksi kitin dari kerangka krustase. Beberapa cecair ionik, seperti 1-butyl-3-methylimidazolium klorida dan 1-butyl-3-methylimidazolium asetat telah terbukti sebagai pelarut yang dapat mengekstrak kitin dari kerangka kepiting. Senyawa kitin yang dihasilkan memiliki spektrum XRD yang hampir sama dengan komersial kitin. Keuntungan lainnya, cecair ionik ini dapat digunakan lebih dari 10 kali proses ekstraksi dengan tingkat rendemen yang tinggi.
Referensi
- El Knidri, H., et al. (2018). “Extraction, chemical modification and characterization of chitin and chitosan.” International Journal of Biological Macromolecules 120: 1181-1189.
- Sajid, M. A., et al. (2018). “Synthetic modifications of chitin and chitosan as multipurpose biopolymers: A review.” Synthetic Communications 48(15): 1893-1908.
Penulis
Kiki Adi Kurnia, S.Si., M.Sc., Ph.D.
Department Kelautan
Email: kurnia.kikiadi@gmail.com