Warta FPK—Prestasi di bidang kemanusiaan telah ditorehkan oleh salah satu mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga, Muhammad Arief Permana angkatan 2018, yang tergabung dalam organisasi MAHAGANA (Mahasiswa Tanggap Bencana) UNAIR. Kegiatan kemanusiaan ini dilakukan oleh MAHAGANA yang berkolaborasi bersama Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) dengan mengambil lokasi di Sulawesi Barat di mana tempat bencana gempa terjadi, bencana tersebut berdampak besar serta mengganggu rutinitas warga Mamuju dan Majene.
Arief, sapaannya, dihubungi melalui telewicara pada hari Kamis (18/02/2021), ia bercerita tentang bagaimana dirinya dapat menjadi relawan dan apa hal yang menjadi motivasinya. “Kalau untuk diriku sendiri, aku suka terjun ke lapangan dan memang terlibat di kepengurusan organisasi MAHAGA, UNAIR. Begitu ada berita gempa di Sulawesi Barat, yang masyarakatnya terdampak, seperti banyaknya korban jiwa serta bangunan yang roboh, jadi ada keinginan ke sana untuk melakukan assessment agar donasi dari teman-teman dapat tersalurkan dengan baik dan tepat. Cuma pengen bantu-bantu di sana, dengan apa yang mereka butuhkan dan bagaimana kondisi di sana,” tutur Arief.
Arief menjadi salah satu relawan di RSTKA yang berlangsung selama 25 hari, kegiatan dimulai dari tanggal 24 Januari – 17 Februari 2021. Arief menuturkan bahwa ia berperan sebagai koordinator lapangan yang bertugas melakukan assessment data untuk pencarian kebutuhan disana sekaligus menjadi pembuka jalan bagi mahasiswa yang ingin melakukan program lain di lokasi tersebut. Mahasiswa lain yang juga menjadi relawan ikut bertugas dan menyukseskan kegiatan yang dilaksanakan oleh RSTKA tersebut. Arief juga menuturkan, bahwa dirinya ikut andil dalam membuat sekolah darurat di sana agar mahasiswa relawan lain yang datang dapat langsung melaksanakan program dan tugasnya masing-masing. Selain itu, ada beberapa program lain seperti, perbaikan saluran pipa air minum yang bocor dengan survei lokasi dan juga dihadiri oleh tim dari UNAIR yang datang untuk assessment data sekaligus mengajukan proposal kepada RSTKA. Tim relawan lain nantinya akan bertandang ke lokasi bila proposal telah disetujui oleh pihak RSTKA. Ada pula program lain yang tak kalah menarik, salah satunya ialah terapi kerja. Terapi kerja ini dilakukan sebagai dukungan moril kepada para korban yang terdampak agar dapat bangkit, dan dapat memulihkan perekonomian kembali.
“Untuk jadi relawan sebenarnya berasal dari diri sendiri. Ketika kita merasa peduli terhadap sesama pasti hati juga akan tergerak. Jadi, buat teman-teman yang ingin menjadi relawan kemanusiaan, yang penting niat serta persiapan mental dan fisik dulu. Prinsipnya jangan sampai kita sebagai relawan yang ditolong, dan juga jangan bingung di tengah jalan, berangkat aja dulu. Bantu-bantu di sana apa yang bisa kita beri dan setidaknya kita bisa bermanfaat bagi mereka. Susah senang dilakukan bareng-bareng insya Allah kalau kita niatkan ibadah pasti ada jalan,” tutup Arief.
Mahasiswa Relawan yang Tergabung dalam Kegiatan Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA)
#Disaster #Community #NaturalDisasters
Penulis : Antrika Yuniarti
Editor : Linda Kartika Sari