Close
Pendaftaran
FPK UNAIR

Saprolegnia: Jamur yang Menyebabkan Penyakit Saprolegniasis pada Ikan

Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

Saprolegnia: Jamur yang Menyebabkan Penyakit Saprolegniasis pada Ikan

Perkembangan industri budidaya perikanan saat ini telah mengalami kemajuan. Seiring dengan peningkatan hasil produksi perikanan budidaya, terdapat tantangan lain bagi para pembudidaya. Salah satunya yaitu serangan penyakit ikan seperti jamur Saprolegnia yang dapat menyebabkan kematian pada ikan yang dipelihara. Selain itu, penanganan penyakit yang kurang tepat akan mempengaruhi kualitas ikan hasil produksi yang berdampak pada tidak diterimanya produk dipasaran. Hal tersebut sangat membahayakan bagi kelangsungan industri budidaya.

Jamur Saprolegnia merupakan jamur dari kelas Oomyceta yang dapat menyebabkan infeksi sekunder akibat adanya infeksi bakteri, virus ataupun infestasi parasit sebelumnya. Jamur ini dicirikan dengan adanya hifa yang tidak bersepta dan dapat bereproduksi secara aseksual dengan memproduksi zoospora. Infeksi oleh jamur Saprolegnia dapat dilihat dengan ciri khusus yaitu bercak yang menyerupai kapas putih pada bagian kepala, sirip anal, dan sirip caudal. Spesies Saprolegnia yang sering menginfeksi ikan adalah Saprolegnia parasitica, Saprolegnia diclina dan Saprolegnia ferax, dimana ketiga jamur ini dapat menyebabkan kematian pada ikan. Serangan jamur Saprolegnia dapat disebabkan oleh lingkungan yang kurang baik, seperti: (1) rendahnya kualitas air, (2) kurangnya nutrisi, (3) padat tebar yang terlalu tinggi, dan (4) temperatur air yang tidak optimal (Kusdarwati dkk., 2016).

Infeksi Saprolegnia juga dapat terjadi pada daerah insang yang menyebabkan penurunan fungsi difusi insang akibat adanya penyumbatan pembulu darah dan fusi lamella sekunder. Serangan jamur Saprolegnia yang menginfeksi kulit dapat menyebabkan hilangnya struktur epidermis bahkan infeksi yang lebih dalam dapat menangu komponen struktur otot (Ashour dkk., 2017).

Penanganan ikan yang terinfeksi oleh Saprolegnia dapat dilakukan dengan mengoleskan atau merendam Kalsium Permangat 10 ppm. Pengobatan yang paling sering dilakukan yaitu dengan perendaman dalam Malachyte Green 60 g/m3 selama 15 menit. Pengobatan juga dapat dilakukan dengan perendaman pada larutan garam 20 mg/l pada air. Saat pengobatan, perendaman penting diperhatikan kondisi ikan saat proses berlangsung. Jika kondisi ikan menunjukan tanda-tanda yang membahayakan hendaknya proses pengobatan dihentikan (Afriyanto dkk., 2015)

Jamur Saprolegnia yang menyerang ikan (Ashour dkk., 2017)

DAFTAR PUSTAKA

Afriyanto, E., Liviawaty, E., Jamaris, Z., dan Hendi. 2015. Penyakit Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta. 220 hal.

Ashour, A.A., Mustafa, S.A., dan Yassein, S.N. 2017. Histopathological Studies on Common Carp (Cyprinus carpio L.) Infected with Saprolegnia sp. and Treated with Virkon. Mirror of Research in Veterinary Sciences and Animals, 6(1): 19-30.

Kusdarwati, R., Sudarno, S., dan Hapsari, A. 2016. Isolasi dan Identifikasi Fungi pada Ikan Maskoki (Carassius auratus) di Bursa Ikan Hias Gunung Sari, Jawa Timur. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 8(1): 1-15.

Penulis: Achmad Rahedi Dwi Subhakti (Akuakultur 2019)

Editor  : Ria Antika Sari (Akuakultur, 2018)

 

Loading

5/5

FPK NEWS

BAGIKAN