Close
Pendaftaran
FPK UNAIR

Spirulina dan Sejuta Manfaatnya

Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

Spirulina dan Sejuta Manfaatnya

Bagikan

Tren penggunaan bahan-bahan organik sebagai bahan dasar atau bahan tambahan dalam beberapa produk seperti kosmetik, obat-obatan, suplemen hingga biodiesel semakin marak. Hal ini mendorong manusia untuk terus berinovasi dalam menemukan suatu bahan yang multifungsi, murah, mudah didapat dan selalu tersedia.

Spirulina menjadi salah satu jawabannya. Melihat banyaknya manfaat Spirulina, PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) menjulukinya sebagai ‘the most ideal food for mankind.’ Tergolong dalam kelompok Cyanophyceae, Spirulina memiliki pigmen warna biru-kehijauan. Spirulina mudah ditemui dalam bentuk suplemen agar mudah dikonsumsi. Kandungan protein, vitamin, asam amino, mineral, beta-karoten, asam lemak esensial, mineral, glikoprotein yang tergolong tinggi berpotensi untuk dimanfaatkan sesuai kebutuhan manusia.

Spirulina terbukti mampu memperkuat sistem imun, menjaga kesehatan jantung, meredakan alergi hingga mengurangi resiko kanker. Spirulina mengandung zat anti kanker yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker. Selain itu, Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan juga menyebutkan bahwa aktivitas endonuklease Spirulina dapat memperbaiki DNA yang rusak karena memiliki polisakarida yang unik. Penelitian terbaru mengenai Spirulina yang diperkaya selenium dapat mengganggu pertumbuhan MCF-7 (sel kanker payudara pada manusia).

Pemanfaatan fitoplankton satu ini tidak hanya berhenti pada pemenuhan kebutuhan manusia, tetapi juga banyak digunakan dalam akuakultur. Ikan nila yang diberi pakan 75% Spirulina tercatat mampu memperbaiki FCR (feed conversion ratio) dan meningkatkan nilai proteinnya.  Penelitian lain juga mencatat bahwa ikan mas yang pakannya dikombinasikan dengan 10% Spirulina mampu menghasilkan massa badan yang lebih besar daripada ikan mas tanpa penambahan Spirulina pada pakannya.

Di sisi lain, pengembangan Spirulina sebagai bahan bakar juga tengah marak diteliti. Hal ini demi mendapatkan bahan bakar alternatif dari bahan bakar fossil yang tidak dapat diperbaharui dan mencemari lingkungan. Spirulina terpilih menjadi salah satu bahan potensial sebagai bahan bakar, karena berdasarkan penelitian Demirbas (2009), alga dapat menghasilkan minyak 200 lipat jika dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak saat ini.

Spirulina juga digunakan untuk kontrol dan netralisasi bahan-bahan beracun. Plankton ini terbukti mampu menyerap logam berat seperti tembaga dan kadmium dengan kisaran pH tertentu. Dalam bidang kosmetik atau kecantikan, Spirulina juga tidak absen.  Fikosianin dalam Spirulina banyak digunakan sebagai pewarna biru alami. Selain itu, Spirulina 1,125% juga terbukti mampu menyamarkan bekas luka.

Penelitian terbaru saat ini tengah mengembangkan penggunaan Spirulina sebagai bahan bioplastik dan pupuk alami. Isu ini mencuat setelah muncul berbagai masalah lingkungan yang muncul akibat adanya penggunaan bahan sintetis yang tidak ramah lingkungan. Dengan adanya penelitian-penelitian tersebut, diharapkan dapat menjawab dan menjadi solusi bagi permasalahan sekarang.

Dengan terus meningkatnya kebutuhan akan Spirulina, tertarik membudidayakan Spirulina?

Spirulina plantesis (Nege et al., 2020)

Referensi:

Demirbas, A. 2009. Progress and Recent Trends in Biodiesel Fuel. Energy Conversion and Management, 50(1): 14-34. https://doi.org/10.1016/j.enconman.2008.09.001

Nege, A.S., Masithah, E.D., Khotib, J. 2020. Trends in the Uses of Spirulina Microalga: A mini-review. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 12(1): 149-166. http://doi.org/10.20473/jipk.v12i1.17506

 

Penulis            : Esza Rezky Amaliandini (Akuakultur, 2017)

Editor              : Denya Safa Fitri Syahira (Akuakultur, 2020)

Loading

5/5