Berita FPK – Sebagai student di Graduate School of Biosphere Science, Hiroshima University dan anggota laboratorium Marine Ecosystem Dynamics, penulis memang beberapa kali mendapat kesempatan mengikuti pelayaran dengan kapal penelitian (research vessel) milik Universitas (Toyoshio-maru) yang bersandar di pelabuhan terdekat di Kota Kure, Hiroshima. Akan tetapi, biasanya pelayaran berakhir di perairan sekitar Fukuyama yang berjarak sekitar 100 km dari pelabuhan Kure.

Berbeda dengan pelayaran biasanya, pada 13-19 April 2019 pelayaran kali ini mengarah ke selatan menuju Pulau Yakushima dengan total 11 titik sampling. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa produksi primer perairan menggunakan metode pulse-amplitude modulation fluorescence di perairan Laut Pedalaman Seto bagian barat hingga perairan Pasifik bagian Barat Laut.

Sepanjang perjalanan, terutama di perairan Pasifik, ombak besar menempa hingga sebagian besar dari anggota laboratorium menderita mabuk laut. Di pemberhentian terakhir, yaitu Pulau Yakushima, tim memutuskan menyewa mobil menuju Shirataniunsui-kyo dimana pengunjung dapat mendaki dan menikmati alam dengan menyusuri hutan serta melihat pohon cedar raksasa kuno. Pulau Yakushima sendiri ditunjuk UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia pertama Jepang Cagar Biosfer karena pohon-pohon kunonya serta pantai-pantai yang belum tersentuh. Hal ini dikarenakan letak pulau ini cukup terisolasi dari pusat Jepang. Sebagai mahasiswa asing di Jepang, penulis merasa beruntung mendapat pengalaman yang menantang dan tidak terlupakan tersebut.

Penulis
Ayu Lana Nafisyah
Departemen MKI-BP
Email: lanad7d6@gmail.com