Ektoparasit merupakan parasit yang hidup pada bagian luar atau permukaan tubuh inangnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, parasit didefinisikan sebagai organisme yang hidup dan mengisap makanan dari organisme lain yang ditempelinya. Parasit dapat berupa hewan renik yang mengakibatkan penurunan produktivitas organisme yang ditumpanginya.. Beberapa kasus infestasi ektoparasit pada komoditas perikanan baik air tawar, payau dan laut telah banyak dilaporkan di Indonesia, antara lain infestasi parasit dari kelas Protozoa, Sporozoa, Trematoda,, Arthropoda, Copepoda dan Isopoda. Ektoparasit tersebut ditemukan menginfestasi bagian sirip ikan, permukaan tubuh, mata maupun insang.
Infestasi ektoparasit pada inang pada beberapa hal tidak secara langsung menimbulkan efek kematian. Adanya kematian inang dapat disebabkan antara lain karena munculnya stress pada inang akibat tubuhnya terinfestasi atau tertempel ‘benda asing’, adanya aktivitas mengambil nutrisi dari parasit terhadap inang yang mengakibatkan inang mengalami defisiensi nutrisi dan berakibat pada menurunnya proses fisiologis di dalam tubuh serta adanya kerusakan yang ditimbulkan oleh organ perlekatan yang dimiliki oleh parasit dan menimbulkan luka terbuka. Adanya luka terbuka inilah yang menjadi portal entry bagi patogen lain (jamur, bakteri) untuk melakukan penyerangan terhadap inang dan menimbulkan kematian. Disamping itu, parasit juga membentuk suatu strategi supaya tidak mengakibatkan kematian inang karena sejatinya jika inang mengalami kematian, maka parasit akan kehilangan sumber nutrisinya. Strategi ini dilakukan oleh parasit dengan cara melakukan infestasi pada inang secara merata pada suatu kolom perairan.
Hal yang berbeda dapat terjadi pada infestasi ektoparasit di fase benih atau larva. Adanya infestasi ektoparasit pada benih atau larva biasanya menjadi penyebab utama terjadinya kematian. Hal ini dapat dikarenakan sistem pertahanan tubuh pada benih atau larva belum terbentuk sempurna., sehingga infestasi ektoparasit dapat menjadi faktor utama penyebab kematian pada benih atau larva. Organisme jantan dan betina juga memiliki perbedaan dalam menampilkan efek infestasi ektoparasit. Hormon testosteron diketahui dapat menimbulkan efek immunosuppressive pada hewan vertebrata, sedangkan proses pembentukan telur dan fase pasca reproduksi diketahui dapat menurunkan sistem imun pada organisme betina.

Infestasi protozoa pada udang

Infestasi copepoda pada ikan gurami

Infestasi barnacle pada lobster laut
Referensi :
Hafidloh, U and P.D.W. Sari. 2019. Protozoan parasites of Vannamei Shrimp (Litopenaeus vannamei) in farmed fish from Pasuruan, Indonesia. IOP Conf. Series : Earth and Environmental Science, 236. doi : 10.1088/1755-1315/236/1/012091
Mahasri, G., P.D. Wulan Sari, S. Koesdarto. 2010. Perubahan Patologi Kulit Ikan Gurami (Osphronemus gourami) Akibat Infestasi Lernaea cyprinacea pada Derajat Infestasi yang Berbeda. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 2(2) : 123-127
Yusgita, L., Kismiyati, S. Subekti, P.D. Wulansari, M.K. Amiin. 2019. Identification and prevalence of the ectoparasite Octolasmis in sand lobster (Panulirus homarus) and bamboo lobster (Panulirus versicolor) in Floating Net Cages in Sape, Bima Regency, West Nusa Tenggara Province, Indonesia. IOP Conf. Series : Earth and Environmental Science, 236. doi : 10.1088/1755-1315/236/1/012099
Penulis:
Putri Desi Wulansari
(Departemen MKI-BP)
Email: putri.dw@fpk.unair.ac.id