Berita – FPK Pandemi covid-19 yang terjadi sejak akhir tahun 2019 sangat berdampak ke semua bidang dan sektor di seluruh dunia, salah satunya yaitu di bidang sosial ekonomi pada sektor perikanan. Salah satu aspek yang terdampak adalah ketahanan pangan masyarakat. Hal tersebut mengkhawatirkan dan menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat dan pemerintah. Konsep urban farming perikanan adalah konsep budidaya ikan di lahan terbatas dan merupakan salah satu upaya yang dapat diterapkan untuk mengatasi hal tersebut.
Tanggap permasalahan tersebut, Fakultas Perikanan dan Kelautan PSDKU UNAIR Banyuwangi adakan Webinar bertajuk “Program Urban Farming Perikanan Sebagai Upaya Ketahanan Pangan Masyarakat Di Era Covid-19”. Acara diselenggarakan secara online melalui media daring Zoom video communication dan streaming youtube pada hari Sabtu tanggal 26 Agustus 2020 pukul 10.00-12.00 WIB. Webinar ini hadirkan tiga orang pembicara yaitu Achmad Subijakto, A.Pi, M,P. (Kepala Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Banyuwangi), Suryono Bintang S, SP., M.Si. (Dinas Perikanan Kabupaten Banyuwangi) dan Prayogo, S.Pi., M.P (Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan PSDKU Universitas Airlangga di Banyuwangi dan sebagai pelaku urban farming).
Acara webinar dibuka oleh host yaitu Mohammad Faizal Ulkhaq, S.Pi., M.Si.; kemudian dilanjutkan oleh sambutan dari Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Prof. Dr Mirni Lamid, M.P., drh. Acara webinar yang dimoderatori oleh Arif Habib Fasya, S.Pi., M.P (Dosen FPK PSDKU UNAIR di Banyuwangi) ini dihadiri oleh sekitar 150 orang peserta, baik mahaiswa maupun peserta umum dari berbagai instansi negeri dan swasta di Indonesia. Ketiga pembicara berbagi materi mengenai program urban farming dan membahas sistem dan teknologi pendukung untuk mendukung suksesnya program urban farming.
Achmad Subijakto, A.Pi, M,P. menyampaikan bahwa program urban farming merupakan implementasi dari program presiden yaitu “Menyambungkan infrastruktur dengan kawasan produksi rakyat” yang nantinya diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat perikanan dan kelautan. Program ini dapat membantu memperbaiki kondisi perikanan dan kelautan di masyarakat seperti belum tersedianya ekosistem digital untuk perikanan, image pembiayaan sektor perikanan sangat beresiko dan produk bahan mentah bernilai rendah. Solusi urban farming dalam budidaya ikan antara lain adalah akuaponik, budikdamber, kolam terpal, bak semen, bak fiber, karamba.
Selanjutnya, Suryono Bintang S, SP., M.Si. mengungkapkan bahwa konsep urban farming serupa program 100.000 kolam sudah pernah launching pada tahun 2013 namun berbeda pada jumlah target obyeknya saja yaitu hanya 10.000 kolam ikan. Menurut Suryono Bintang S., SP., M.Si. banyak para pelaku budidaya ikan yang belum serius dalam melakukan budidayanya, serta budidaya air tawar sangat tertingggal di Kabupaten Banyuwangi daripada budidaya perairan laut dan payaunya. Sejalan dengan permasalahan tersebut maka Dinas Perikanan Kabupaten Banyuwangi berusaha mengimbangi produksi budidaya laut dan tawar sehingga melakukan program 100.000 kolam. Program ini diharapkan dapat mendukung program pembangunan perikanan budidaya, mengoptimalkan pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya perairan dan perikanan, merubah perilaku masyarakat dari menangkap menuju usaha budidaya, serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Dasa Wisma masyarakat seperti ibu-ibu PKK ditargetkan sebagai promotor untuk mewujudkan usaha program urban farming di setiap desa. Program urban farming dipastikan tidak akan menjadi kompetitor bagi ikan lokal Banyuwangi, karena adanya upaya dari Dinas Perikanan Kabupaten Banyuwangi bersama masyarakat dalam pengembangan budidaya dan restocking, program penebaran ikan terkendali, serta melakukan kegiatan konservasi pelestarian budidaya perairan umum di setiap desa (Perdas) seperti ikan endemik ikan nilem.
Sementara itu, Prayogo, S.Pi., M.P menyampaikan materi mengenai sistem-sistem budidaya yang cocok untuk program urban farming yang berpedoman pada Good Aquaculture Practices yaitu penerapan teknologi anjuran, ramah lingkungan dan dengan produk berkualitas baik. Penerapan teknologi anjuran harus dibarengi juga dengan manajemen budidaya ikan yang baik dan benar yang mengutamakan manajemen efluen dan limbah budidaya. Sistem yang dapat diterapkan dalam program urban farming antara lain adalah Sistem Recirculating Aquaculture System (RAS), Sistem Akuaponik, Sistem Heterotrof (Pemanfaatan Bakteri), Sistem Bioflok. Prayogo, S.Pi., M.P menambahkan bahwa sistem akuaponik dapat dilakukan secara sederhana tetapi harus tetap mengopimalkan kedua jenis obyek budidaya yaitu tanaman air dan ikan itu sendiri agar terjadi keselarasan yang menguntungkan.
Di akhir acara, Moderator sampaikan kesimpulan dari materi masing-masing pembicara. Achmad Subijakto, A.Pi, M,P. : “Indikator keberhasilan program urban farming adalah peningkatan cluster pada sektor budidaya, jika cluster dan hasil budidaya meningkat maka itu merupakan PR bagi mahasiswa dan semua masyarkat untuk mengetahui bagaimana cara menggerakkan ekosistem digital untuk kemajuan pasca budidaya.”. Suryono Bintang S, SP., M.Si. : “Jumlah total hasil perikanan budidaya dan tangkap jika benar-benar dimanfaatkan secara optimal seharusnya sangat mencukupi seluruh jumlah penduduk di Banyuwangi.”, dan Prayogo, S.Pi., M.P : ”Sistem Recirculating Aquaculture System (ras), sistem akuaponik, sistem heterotrof (pemanfaatan bakteri) dan sistem bioflok merupakan konsep yang bagus jika diterapkan sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan lahan, sarana dan prasarana.”
Penulis
Daiva Ilyaning
Mahasiswa Prodi Akuakultur PSDKU Banyuwangi