Workshop Pendidikan dan Kaderisasi Ulama
Milenial Se-Surabaya Raya
Komisi Pendidikan, Kaderisasi dan Pengembangan seni dan Budaya Islam Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur menyelenggarakan workshop pada hari Senin-Selasa Tanggal 4-5 Juli 2022 yang bertempat di hotel Namira Surabaya. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan para pendidik baik di tingkat dasar,menengah, atas sampai mahasiswa. Adapun para narsumber pada acara workshop ini adalah Dr. K. H. M. Hasan Ubaidillah, M. Si (Sekretaris MUI Jatim) dengan materi Strategi Dakwah Di Era Milenial; Dr. K. H. M. Hasan Ubaidillah, M. Si (Sekretaris MUI Jatim) dengan materi Strategi Dakwah Di Era Milenial; Prof. Dr. K. H. Ali Maschan Moesa, M. Si (Ketua MUI Jatim) dengan materi Islam dan Kebangsaan; Prof. Dr. K. H, Turhan Yani, MA (Ketua Komisi Ketua Komisi Pendidikan, Kaderisasi, dan Pembinaan Seni-Budaya MUI Jawa Timur) dengan materi Pendidikan Islam Wasathiyyah; Prof. Akh. Muzakki, M.Ag. Grad. Dip. SEA. M.Phil, Ph.D (Sekretaris Umum MUI Jatim) dengan materi : Ke-MUI-an; KH. Abdurrahman Navis, Lc. M.H.I (Ketua Komisi Fatwa MUI Jatim) dengan materi Metodologi Istinbat Hukum Islam.
MUI merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat yang mewadahi para ulama, zuama, dan cendekiawan Islam untuk membimbing, membina, dan mengayomi umat Islam di Indonesia. MUI bertindak sebagai antarmuka antara pemerintah Indonesia yang sekuler, dan masyarakat Islam. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wadah bagi para pendidik muda se-Surabaya raya sebagai kader ulama milenial. Pendidik merupakan salah satu sarana dalam berdakwah. Dalam berdakwah harus mampu untuk beradaptasi serta berinovasi. Peran sosial media merupakan wadah paling strategis dalam era milenial saat ini. Hal ini dikarenakan media mampu menembus batas ruang dan waktu. Karena pada hakikatnya dakwah itu merangkul bukan memukul, menyayangi bukan menyaingi, mendidik bukan membidik, membina bukan menghina, mencari solusi bukan mencari simpati, membela bukan mencela.
Kompetensi seorang pendidik juga merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Ada tiga hal penting bagi seorang pendidik, yaitu pendidikan moral, kompetensi, dan komitmen terhadap semangat nasionalisme. Islam dan kebangsaan merupakan dua bentuk tata nilai yang membangun manusia nusantara. Warga negara Indonesia yang kuat merupakan warga negara yang mencintai agamanya dengan tulus dan berikhtiar serta berkomitmen dalam membangun bangsanya dengan sepenuh hati. Seorang pendidik harus mampu untuk bersikap wasathiyah. Wasathiyah merupakan istilah moderasi beragama. Moderasi beragama merupakan kunci terciptanya toleransi dan kerukunan. Moderasi beragama diperlukan untuk live together. Moderasi beragama akan dapat mewujudkan warga negara yang baik sekaligus pemeluk agama yang baik pula.
—-Menjadi orang baik adalah syarat minimal,sedangkan syarat lanjutannya menjadi orang yang bermanfaat.—–
(Prof. Akh. Muzakki, M.Ag. Grad. Dip. SEA. M.Phil, Ph.D)
Penulis : Lailatul Lutfiyah,S.Pi.,M.Si