Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang paling produktif di lautan. Hal ini menjadikan karang memiliki potensi keragaman jenis biota yang tinggi dan bernilai ekonomis penting. Karang adalah hewan yang bersimbiosis dengan tumbuhan alga yang disebut zoohanxanhellae. Bagi zooxanthellae, karang adalah habitat yang baik karena merupakan pensuplai terbesar zat organik untuk fotosintesis.
Acropora acuminata adalah karang bercabang yang bersimbiosis dengan alga (zooxanthellae) di jaringannya. Cabang-cabangnya berakhir dalam satu polip. Karang Acropora umumnya memiliki bentuk morfologi koloni yang bercabang dan salah satu komponen utama pembangun terumbu karang. Pertumbuhan karang bercabang berlangsung lebih cepat pada bagian ujung cabang tanpa zooxanthellae dibandingkan dengan bagian basal.
Ciri-ciri khusus Acropora acuminata adalah membentuk koloni bercabang, dengan cabang ramping melengkung ke atas dan meruncing (tebal 9-12 mm dan panjang 55-81 mm). Koralit aksial berdiameter 2,0-2,6 mm, sedangkan koralit radial berbentuk tabung yang panjang dengan bukaan luar menyerupai lubang jarum. Acropora acuminata berwarna biru muda atau coklat. Karang ini dapat ditemukan di Peraian Indonesia, Solomon, Australia, Papua New Guinea dan Philipina. Habitat Acropora acuminata yaitu di bagian atas atau bawah lereng karang yang jernih atau pun keruh serta banyak dijumpai hidup di kedalaman 3-15 meter (Agustina dkk., 2018). Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN), Acropora acuminata berada pada status vulnerable (VU; rentan) yang artinya spesies sedang menghadapi risiko kepunahan.
Penulis: Anisa Indah Rachmawati