Close
Pendaftaran
FPK UNAIR

Dekan

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

Sebagai negara kepulauan terbesar dengan luas wilayah laut yang dapat dikelola sebesar 5,8juta km2, sektormaritim (kelautan) menjadi sangat strategis bagi Indonesia. Meskipun demikian, selama ini sektor tersebut masih kurang mendapat perhatian serius bila di bandingkan dengan sektor daratan. Kebijakan “Poros Maritim” dan “Tol Laut” masih menjadi harapan yang harus segera mendapat realisasi dan menjadi perhatian baik dari Pemerintah, Industri dan Perguruan Tinggi yang mempunyai kepedulian dalam rangka pembangunan sektor perikanan dan kelautan yang berdayaguna serta memberikan manfaat bagi kesejahteraan rakyat.

 

 

Dari sisi ekonomi kelautan/maritim terdapat 11 sektor ekonomi yang perlu dijadikan prioritas kegiatanya itu :

Perikanan tangkap, Perikanan budidaya, Industri pengolahan hasil perikanan, Industri bio teknologi kelautan, Pertambangan dan energi (ESDM), Pariwisata bahari, Hutan bakau, Perhubungan laut, Sumber daya wilayah pulau-pulau kecil, Industri dan jasa maritim, dan SDA non-konvensional.

 

Total potensi nilai ekonomi kesebelas sektor ke lautan Indonesia itu di perkirakan sebesar 1,33trilyun dolar AS/tahun atau 1,3 kali PDB Indonesia saat ini atau 7 kali lipat APBN 2017. Lebih dari itu, potensi lapangan kerja yang bisa dihasilkan dari 11 sektor kelautan tersebut adalah sekitar 45 juta orang atau 35% dari total angkatan kerja Indonesia (126 juta orang, yang berusia antara 15 sampai 64 tahun).

 

 

Sementara itu, tingkat pemanfaatan (pembangunan) ekonomi kelautan Indonesia diperkirakan barus ekitar 25% dari total potensinya. Dengan kata lain, peluang untuk mengembangkan (room for expansion) ekonomikelautan untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa sejati nya masih sangat besar.

 

Pada sisi yang lain dengan bergulir nya revolusi industry 4.0 dan terbentuknya society 5.0 terdapat perubahan trend dalam sektor pendidikan tinggi, yaitu : Demokratisasi Pengetahuan dan Akses, Kompetisi Pasar dan Pendanaan, Mobilitas Global, Integrasi dengan Industri dan Teknologi Digital.

  1.  

Kelima faktor pemicu perubahan tersebut mengakibatkan perlu nya penyelarasan sistem pendidikan yang diselenggarakan dengan kebutuhan dunia lapangan kerja dan fokus pada ketrampilan/profesionalisme. Universitas sebagai lembaga Pendidikan Tinggi perlu segera melakukan perubahan melalui cara lebih meningkatkan kerja sama dengan dunia lapangan kerja/industry, mengarahkan para pesertadidik pada sektor lapangan kerja yang berkembang cepat, fokus pada ketrampilan digital dan pengembangan human skills yang spesifik, menghilangka ngender gap dalam STEM (Science, Technology, Engineering, and Math), penguatan soft skills dan pengalaman lapangan. Perubahan trend ini semakin di percepat dengan terjadinya pandemic Covid-19 saat ini yang mengharuskan diterapkannya social distancing dan protocol kesehatan.

 

 

Dampaknya adalah penurunan tingkat kesehatan, melambatnya produktivitas serta hilangnya lapangan kerja menjadi faktor terbesar terjadi nya resesi dan penurunan kesejahteraan dan produktivitas masyarakat. Menjadi kewajiban bagi setiap akademisi, aparatur pemerintah, industri dan praktisi lapangan untuk bersama-sama membuat berbagai inovasi akselerasi peningkatan daya saing sektor perikanan era Covid-19. Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga memiliki komitmen untuk mengambil peran aktif dalam menciptakan berbagai upaya inovasi akselerasi daya saing sumber daya manusia sektor perikanan dan kelautan yang professional, tangguh dan mempunyai kemanfaatan guna membangun masyarakat Indonesia yang sejahtera dan bermartabat.

Prof. Mochammad Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D.

Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan