Kuda laut (Hippocampus sp.) memiliki daya tarik yang istimewa untuk dinikmati warna, bentuk, dan tingkah lakunya. Di Indonesia kuda laut juga dikenal dengan tangkur kuda, yang secara genetis merupakan kerabat dekat tangkur buaya (ikan pipa). Kuda laut sangat unik karena mempunyai morfologi yang berbeda dibandingkan ikan lain. Bentuk tubuh kuda laut menyimpang dari pada bentuk ikan umumnya, tapi ia dilengkapi organ-organ yang identik dengan organ ikan. Jika dilihat dari atas, bagian kuda laut mulai dari bagian kepala hingga ekor terdiri dari mahkota (coronet) terletak pada bagian atas kepala, eye spine (duri atas mata) yang terletak pada bagian atas mata, pada bagian depannya terdapat nose spine (tulang hidung), snot yang merupakan bagian moncong, check spine merupakan duri di bawah operkulum bagian bawah kepala, anal fin merupakan sirip pada bagian anus, last trunk ring (garis pembatas antara sisi perut dengan bagian dada kuda laut), brood pouch (kantung telur hanya bagi kuda laut jantan saja), first tail ring (garis/ruas pada tulang ekor), dorsal fin (sirip punggung), dan pectoral fin (sirip dada) (Rabiansyah dkk., 2015).
Selain memiliki morfologi yang unik, kuda laut juga memiliki sifat yang tak biasa. Salah satunya adalah feeding habits dari kuda laut. Cara makan kuda laut yang diketahui adalah dengan menyaring makanan pada perairan ataupun pada lumut-lumut yang menempel pada bebatuan ataupun terumbu karang, juga alga. Kuda laut pada saat makan posisinya terbalik, bagian kepala di bawah dan ekor di atas. Pada saat makan, kuda laut mengikatkan ekornya pada bebatuan atau karang atau rumput laut untuk menguatkan posisi tubuh. Kuda laut memanfaatkan mata/penglihatan dan moncongnya untuk menyaring makanan (visual feeders) (Saraswati dan Pebriani, 2016).
Kuda laut merupakan hewan monogami, artinya kuda laut hanya setia pada satu pasangannya saja, dan yang paling menarik adalah proses perkembangbiakan kuda laut yang melalui “male brooding”. Dalam hal ini betina memindahkan telur-telurnya ke dalam kantung pengeram jantan, kemudian akan dibuahi sehingga dapat dikatakan bahwa induk jantan yang mengandung. Musim kawin tangkur kuda Syngnathoides berlangsung dalam beberapa bulan, umumnya terjadi pada bulan Oktober – Februari. Kebanyakan spesies melakukan perkawinan ulang dalam satu musim (Mulyawan dan Saokani, 2015).
Kuda Laut Berenang secara Vertikal (Sumber: animalfactguide.com)
DAFTAR PUSTAKA
Mulyawan, A., dan Saokani, J. 2015. Karakteristik Habitat dan Kelimpahan Kuda Laut (Hippocampus barbouri) yang Tertangkap Di Kepulauan Tanakeke, Kabupaten Takalar. Jurnal Balik Diwa, 6(2): 1-7
Rabiansyah, Pratomo, A., Irawan, H. 2015. Studi Ekologi Kuda Laut (Hippocampus) di Perairan Desa Sebong Pereh Kecamatan Teluk Sebong Kabupaten Bintan. Repositori Universitas Maritim Raja Ali Haji, 1-13
Saraswati, S.A., dan Pebriani, D.A.A. 2016. Monitoring populasi Kuda Laut di Perairan Pantai Padang Bai Karangasem Bali. Ilmu Perikanan, 7(2): 100-105
Penulis : Qorina Shinta Berliana (THP 2018)
Editor : Viradyah Lulut Santosa (Akuakultur 2019)