Close
Pendaftaran
FPK UNAIR

Adakan Kuliah Tamu Secara Hybrid, S1 Akuakultur UNAIR Banyuwangi Kupas Tuntas Pembuatan Aquascape

Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

Adakan Kuliah Tamu Secara Hybrid, S1 Akuakultur UNAIR Banyuwangi Kupas Tuntas Pembuatan Aquascape

Aquascape atau seni dekorasi pemandangan dalam sebuah aquarium menjadi populer saat ini. Selain dapat menjadi penghias ruangan dan penghilang rasa stress, aquascape juga dapat menjadi bisnis yang menjanjikan karena memiliki nilai ekonomis yang lumayan tinggi.

“Mendesain aquascape tak hanya sekedar meletakkan tanaman-tanaman air atau batu dan kayu-kayuan. Diperlukan ketelatenan, kesabaran dan kreativitas yang tinggi karena aquascape dinilai dari seberapa bagus pemandangan yang dihasilkan”. Itulah yang disampaikan Mas Tyo pada kuliah tamu (kultam) yang diadakan oleh Mahasiswa S1-Akuakultur PSDKU UNAIR di Banyuwangi Minggu (28/03) lalu.

Scaper (sebutan untuk pecinta aquascape) bernama asli Adi Setyo Pamungkas menjelaskan, “Pada prinsipnya, aquascape adalah meletakkan ekosistem dalam sebuah aquarium. Selain menuntut sebuah estetika, pemilik juga harus telaten dalam merawatnya sehingga semua proses ekologinya dapat terjaga”.

“Berbeda dengan di lingkungan terbuka yang mana semua komponen ekosistemnya tersedia, dalam aquascape kita harus menyediakan baik nutrisi tanaman, O2, CO2, cahaya bahkan juga bakterinya sehingga tanaman air bisa tumbuh dengan baik,” ungkap Tyo yang hadir di Kafe Hore Angkringan Apresiasi.

Diikuti sekitar 8 peserta secara offline dan 33 peserta melalui Zoom Meetings, dalam kultam tersebut juga dilakukan demo pembuatan aquascape oleh Mas Tyo. Ia mengungkapkan bahwa ada beberapa style dalam penyusunan aquascape tergantung pada selera si pembuat.

“Beberapa contohnya seperti Jungle yang menyerupai hutan, Natural yang mengombinasi batuan dan tanaman sehingga menyerupai pemandangan di daratan, kemudian ada Iwagumi yang seperti hamparan padang rumput dengan formasi batu sebagai hiasan utama,” sebutnya.

Dalam pembuatan maupun perawatan aquascape tidak boleh sembarangan karena sedikit kesalahan saja dapat menyebabkan kerugian bagi para scaper. Mas Tyo mencontohkan bila durasi penyinaran yang telalu lama, atau pemberian pupuk yang tidak tepat dapat menyebabkan pertumbuhan algae atau lumut yang mengganggu estetika aquascape.

“Terlebih lagi kalau yang tumbuh BBA (Black Brown Algae) selain susah hilang, pertumbuhannya bisa dimana saja sehingga harus mengganti semua dan biayanya lumayan jika harus bongkar semua set up nya,” papar pemilik TAD (Tyo Acuascape Desain) tersebut.

Selain itu, sambungnya, “Apabila dalam penyusunan soil atau substratnya tidak tepat bakterinya bisa keluar dan dapat terjadi bacterial bloom yang mengakibatkan aquascape tidak bisa jernih atau berkabut”.

Di akhir kegiatan Mas Tyo mengungkapkan bahwa dalam set up Aquascape semua bahan tidak harus membeli. Kita bisa mendapatkannya di lingkungan sekitar dan mendesain sesuai dengan kebutuhan kita. yang penting bahan-bahan tersebut tidak mengotori aquascape semua bisa digunakan.

“Kalau kayu saya biasanya merendamnya dulu, supaya mengetahui kandungan tannin yang dapat membuat air menjadi kuning,” jelasnya. “mungkin disini teman-teman yang memiliki budget minim bisa hunting ke sungai-sungai mencari batu-batuan atau kayu-kayuan, semua bisa didapatkan dan kita kondisikan sesuai kebutuhan,” pungkasnya.

 

Sumber   : Unair News

Penulis    : Ivan Syahrial Abidin (Akuakultur PSDKU Banyuwangi 2018)

Editor      : Yusuf Taufik Hidayat (Akuakultur 2018)

Loading

5/5

FPK NEWS

BAGIKAN