Close
Pendaftaran
FPK UNAIR

Dampak Lain Sumber Nutrisi nan Efisien

Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

Dampak Lain Sumber Nutrisi nan Efisien

Dapat dipastikan bahwa hampir seluruh umat manusia telah mengonsumsi ikan kemasan kaleng (canned fish). Pengemasan ikan dengan kaleng sudah cukup lama ada dan banyak digemari masyarakat dunia sejak dulu. Sekitar 19 juta ton dari total produksi perikanan dunia (167,2 juta ton) diawetkan dengan pengalengan (FAO, 2014). Ikan dalam kaleng ini dinilai sangat efisien karena dapat dibawa dengan mudah dan memberikan kualitas daging ikan yang cukup baik.

Berbagai jenis ikan telah dijadikan oalahan dalam bentuk kaleng. Jenis ikan kaleng yang paling penting adalah tuna, teri, bonito, sarden, dan mackerel. Sejauh ini teknologi pengalengan sudah cukup berkembang dan disertai juga dengan tingkat keamanan yang tinggi. Selama proses pengalengan, daging ikan disimpan dalam kaleng tertutup dengan minyak nabati, sayuran, garam, dan air garam serta dilakukan sterilisasi (ElShehawy dan Farag, 2019). Meskipun pengalengan dapat mempengaruhi kualitas lipid (lemak) dan protein pada produk akhir, ikan dalam kaleng tetap merupakan sumber protein, vitamin, mineral dan omega rantai panjang yang baik (Akhbarizadeh et al., 2020).

Dalam kehidupan ini terdapat dua sisi dalam suatu hal yang saling berlawanan. Seperti penjelasan di atas, meskipun pengalengan ikan memberikan dampak yang baik dan banyak digemari, bukan berarti hal tersebut berjalan tanpa celah. Sejumlah penelitian mengutarakan bahwa tetap perlu waspada dengan kandungan bahan atau senyawa negatif yang ada dalam pengalengan ikan tersebut. Memang benar bahwa pengalengan ikan sangat membantu kebutuhan manusia sekarang. Namun, keberadaan polutan (yaitu logam berat dan plastik) menimbulkan kekhawatiran terkait keamanan dan kebersihan makanan laut kalengan. Makanan laut yang tercemar dan produknya seperti ikan kaleng kemungkinan dapat berdampak pada kesehatan manusia (Akhbarizadeh et al., 2020).

Limbah plastik merupakan salah satu kontaminan terbaru yang dikhawatirkan teridentifikasi muncul karena produksi yang tinggi, dan disertai penguraian yang rendah. Mikroplastik (MP) biasanya dianggap sebagai partikel dengan panjang kurang dari 5 mm (Wright et al., 2013). Konsumsi MP tanpa sengaja melalui rantai makanan bisa berdampak pada kesehatan manusia. Kemungkinan akumulasi MP dalam daging ikan dan bagian yang dapat dimakan dari organisme akuatik lainnya seperti udang, bivalvia, dan kepiting bisa menjadi masalah keamanan pangan (Toussaint et al., 2019). Sejauh ini, hanya Karami et al. (2018) yang mempertimbangkan keberadaan meso- dan mikroplastik pada 20 merek sarden dan sprat kalengan. Menurut hasil mereka, 20% sampel mengandung 1-3 partikel plastik. Namun, hingga saat ini belum ada penelitian tentang keberadaan partikel MP pada ikan tuna dan ikan tenggiri.

Dalam penelitian Akhbarizadeh et al. (2020) menyimpulkan bahwa 80% dari sampel yang dianalisis memiliki setidaknya satu MP. Kandungan MP makanan laut kalengan dapat ditingkatkan dengan adanya bahan tambahan seperti garam. Namun, studi lebih lanjut diperlukan untuk menyelidiki dampak pasti dari tumbuhan, minyak jenis, dan bahan tambahan makanan lainnya pada kandungan MP ikan kaleng. Selain itu, berdasarkan analisis EDX, elemen jejak (Ti, Cu, Al) ditemukan pada MP yang mungkin merupakan aditif atau adsorben. Hal itu merupakan kecocokan dari MP yang terdeteksi dan elemen jejak mengungkapkan kemungkinan risiko yang ditimbulkan oleh konsumsi jangka panjang ikan kaleng pada manusia.


Sejumlah mikroplastik yang ditemukan pada pengalengan ikan (Akhbarizadeh et al., 2020)

DAFTAR PUSTAKA

Akhbarizadeh, R., Dobaradaran, S., Nabipour, I., et al. 2020. Abundance, composition, and potential intake of microplastics in canned fish. Marine Pollution Bulletin, 160: 111633. https://doi.org/10.1016/j.marpolbul.2020.111633

ElShehawy, S.M., Farag, Z.S. 2019. Safety assessment of some imported canned fish using chemical, microbiological and sensory methods. The Egyptian Journal of Aquatic Research, 45(4): 389–394. https://doi.org/10.1016/j.ejar.2019.08.005.

FAO. 2016. The FAO Yearbook of Fishery and Aquaculture Statistics. Food and Agriculture Organization of the United Nations, Rome. 77 hal

Karami, A., Golieskardi, A., Choo, C.K., et al. 2018. Microplastic and mesoplastic contamination in canned sardines and sprats. Science of the Total Environment, 612: 1380–1386. https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2017.09.005.

Toussaint, B., Raffael, B., Angers-Loustau, A., et al. 2019. Review of micro- and nanoplastic contamination in the food chain. Food Additives and Contaminant Part A, 36(5): 639–673. https://doi.org/10.1080/19440049.2019.1583381.

Wright, S.L., Thompson, R.C., Galloway, T.S. 2013. The physical impacts of microplastics on marine organisms: A review. Environmental Pollution, 178: 483–492. https://doi.org/10.1016/j.envpol.2013.02.031.

 

Penulis: Muhammad Ichwan Firmansyah (THP, 2020)

Editor : Achmad Rahedi Dwi Subhakti (Akuakultur, 2019)

Loading

5/5

FPK NEWS

BAGIKAN