MENGENAL TUBERCULOSIS (TBC) PADA IKAN
Tuberculosis atau lebih dikenal sebagai TBC merupakan infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis pada manusia yang dapat merusak jaringan tubuh. TBC umumnya menyerang paru-paru, namun dapat juga menyebar ke tulang, kelenjar getah bening, sistem saraf pusat, jantung, dan organ lainnya. Bakteri tersebut dapat ditularkan melalui udara, walaupun tidak semua orang yang menghirup bakteri ini pasti menderita TBC. Pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang optimal, bakteri dapat ditangkal dengan baik sehingga akan mati sebelum berkembang. Saat ini Indonesia menjadi negara dengan beban TBC tertinggi ketiga di dunia. Dr. Anung Sugihantono, Direktur Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Kementerian Kesehatan RI mengatakan, prevalensi penyakit TBC di Indonesia sekitar 142 per 100.000 penduduk.
Mycobacterium dapat menginfeksi ikan, baik ikan air tawar, payau maupun ikan air laut. Mycobacteriosis pada ikan dikenal sebagai fish tuberculosis atau piscine tuberculosis, merupakan penyakit yang bersifat akut atau kronik, yang ditandai dengan terbentuknya granuloma pada beberapa organ tubuh. Berbeda dengan TBC pada manusia, penyebab fish tuberculosis adalah Mycobacterium marinum, M. fortuitum atau M. chelonei. Ketiga bakteri tersebut dikenal sebagai patogen pada ikan dan menimbulkan gejala penyakit yang mirip. Mycobacterium penyebab fish tuberculosis merupakan bakteri yang tahan asam, bersifat Gram positip, berbentuk batang dengan ukuran sel 0,3 – 0,7 µm x 1 – 4 µm, tidak membentuk spora dan non motil. Mycobacterium dapat tumbuh pada media tertentu, pada umumnya media asam dan pertumbuhannya sangat lambat, membutuhkan waktu inkubasi 5 – 10 hari.
M. marinum dan M. fortuitum dapat menginfeksi hampir semua jenis ikan, ampibi atau reptil. Terdapat sekitar 10 ordo, 34 famili, 84 genus dan 120 spesies ikan yang telah terinfeksi oleh kedua jenis bakteri tersebut. Selain itu, infeksi bakteri ini juga ditemukan pada katak, salamander, ular, kadal, aligator dan kura-kura. Cara penularan bakteri mycobacterium pada umumnya adalah melalui oral, misalnya melalui pemberian pakan yang berasal dari ikan-ikan yang sakit. Cara penularan yang lain adalah melalui luka atau abrasi pada kulit dan secara transovarium. Periode inkubasi mycobacterium adalah sekitar 6 minggu atau lebih. Lamanya inkubasi tergantung pada resistensi ikan terhadap infeksi dan suhu optimum yang diperlukan bakteri untuk tumbuh. Infeksi mycobacteriosis menyebabkan timbulnya leis-lesi granuloma, kaseous atau nekrotik di berbagai organ seperti ginjal, limpa dan hati. Lesi infeksius pada saluran cerna, kulit atau insang merupakan sumber utama penyebaran agen penyakit ini ke perairan. Penyebaran dari organ-organ lain kemungkinan terjadi apabila ikan mati dan membusuk.
M. marinumdan M. fortuitum memiliki sebaran geografis yang sangat luas dan hampir tersebar di semua negara. Bakteri ini sering ditemukan pada ikan yang populasinya sangat padat. Penyebaran penyakit tuberculosis pada ikan dari suatu tempat ke tempat lain pada umumnya melalui kegiatan perdagangan ikan. Infeksi yang bersifat kronis menyebabkan banyak jenis ikan, ampibi serta reptil yang mejadi media pembawa tetapi tidak menunjukan gejala-gejala klinis tertentu.
M. marinum atau M. fortuitum dapat juga menginfeksi manusia (zoonosis), terutama pada kulit bagian siku dan lutut dan menyebabkan penyakit yang biasa disebut sebagaiswimming pool granuloma. Infeksi bakteri ini pada manusia akan menyebabkan timbulnya lesi-lesi granuloma pada kulit. Pada tahun 2017 di Jawa Barat ditemukan beberapa kasus tuberculosis pada ikan Gurami yang dibudidayakan dan masyarakat mempercayai bahwa orang yang mengkonsumsi ikan penderita TBC akan tertular juga. Anggapan itu tidak sepenuhnya benar, karena ikan yang terinfeksi TBC aman untuk dikonsumsi apabila dimasak terlebih dahulu dengan suhu diatas 800C.
Referensi
https://ikanmania.wordpress.com/2007/12/30/tuberculosis-pada-ikan/
INFOKARIKAN. Edisi 7 Vol. II Bulan Mei-Agustus 2010.
Penulis
Rahayu Kusdarwati
Departemen MKI-BP
Email : rahayukusdar@gmail.com