PRODUK PERIKANAN YANG SEHAT DAN BERMUTU BAGI MASYARAKAT
SALMON 2019 merupakan kegiatan pengabdian masyarakat yang diselenggarakan di Dusun Mlurus, Desa Jatipandak, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan. Salah satu kegiatannya yaitu mengadakan penyuluhan mengenai Pentingnya Penyediaan Pangan atau Produk Perikanan yang Sehat dan Bermutu Bagi Masyarakat yang diselenggarakan pada hari Senin, 15 Juli 2019 dan disampaikan oleh Laminem, S.Pi.,MP dari Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) II Surabaya. Tujuan diselenggarakan penyuluhan ini adalah agar masyarakat khusunya warga Dusun Mlurus mengetahui berbagai macam manfaat ikan, kelemahan ikan dan pemilihan ikan sebagai bahan pangan yang bergizi tinggi.
Ikan merupakan sumber protein, lemak, vitamin dan mineral yang sangat baik. Ikan juga mengandung asam lemak dan rendah lemak jenuh. Kandungan ikan yang utama yaitu asam lemak omega 3 (EPA dan DHA) yang sangat penting bagi kesehatan dan perkembangan otak anak-anak untuk potensi kecerdasannya dan untuk mengurangi resiko darah tinggi. Ikan merupakan bahan pangan yang mudah sekali mengalami kerusakan. Penyebab kerusakan ikan antara lain kadar air yang cukup tinggi (Astawan, 2004).
Ikan segar adalah ikan yang mempunyai sifat sama seperti ikan hidup, baik rupa, bau, rasa, maupun teksturnya. Dengan kata lain, ikan segar adalah ikan yang baru saja ditangkap dan belum mengalami proses pengawetan maupun pengolahan lebih lanjut. Ikan yang belum mengalami perubahan fisik maupun kimia atau yang masih mempunyai sifat sama ketika ditangkap. Ikan segar dapat diperoleh melalui penanganan dan sanitasi yang baik, semakin lama ikan dibiarkan setelah ditangkap tanpa penanganan yang baik, maka akan mempercepat penurunan kesegaran ikan (Adawyah, 2007). Cara memilih ikan layak konsumsi berdasarkan penyampaian dari BKIPM diantaranya yaitu dilihat dari mata nya yang berwarna cerah, bening dan menonjol. Insang ikan segar berwarna merah, berbau segar dan tertutup lendir bening. Daging ikan segar berwarna sesuai ikan, tekstur padat atau kenyal dan apabila ditekan bekasnya segera hilang serta lendirnya berwarna bening.
Ikan dikenal sebagai bahan makanan yang mudah dan cepat mengalami penurunan mutu (perishable food) karena kandungan protein dan air yang tinggi pada tubuhnya sehingga ikan cepat membusuk. Oleh karena hal itu, banyak masyarakat yang menggunakan bahan pengawet untuk ikan agar dapat bertahan lama. Umumnya, banyak para pedagang menggunakan formalin sebagai bahan pengawet untuk ikan di pasaran. Formalin sendiri merupakan salah satu pengawet yang memiliki kemampuan baik dalam mengawetkan karena di dalam formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air dan juga metanol 15% sehingga dapat mengawetkan ikan agar terlihat tetap segar (Tatuh dkk, 2016). Ikan yang mengandung formalin apabila dikonsumsi dalam jangka waktu lama dan sering akan membawa dampak buruk pada kesehatan yaitu bisa menumbuhkan sel-sel kanker, dan meracuni tubuh (Wardani dkk, 2016). Adapun ciri – ciri ikan yang berformalin yang disampaikan oleh BKIPM antara lain teksturnya keras atau kenyal, tidak dihinggapi lalat, warna lebih mengkilap, dan tidak lengket.
Referensi
Adawyah, R. 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Bumi Aksara. Jakarta
Astawan, M. 2004. Ikan yang Sedap dan Bergizi. Tiga Serangkai. Solo.
Tatuh, AH., Rorong, J., Sudewi, S. 2016. Analisis Kandungan Formalin pada Berbagai Jenis Ikan di Kota Manado. Jurnal Ilmiah Farmasi, 5.
Wardani. R.I, Mulasari. S. A, 2016. Identifikasi Formalin pada iIkan Asin di Kawasan Pantai Teluk Penyu Kabupaten Cilacap. KESMAS,10(1) : 15 – 24.
Penulis
Departemen Sosial Masyarakat
BEM FPK 2019