BAKTERI PADA SEDIMEN TAMBAK
Sedimen tambak merupakan kumpulan bahan organik yang terletak di dasar tambak yang terbentuk melalui proses sedimentasi. Sumber bahan organik dalam budidaya sebagian besar (90%) berasal dari pakan dan sisanya berasal dari perairan. Sedimentasi terjadi karena air tidak mampu mendistribusikan material bahan organik karena memiliki massa yang lebih besar dari air sehingga mengendap di dasar perairan. Sedimen merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas air tambak. Kelimpahan bakteri di sedimen berpengaruh terhadap proses perombakan bahan organik serta senyawa nitrit dan amonium yang dihasilkan pada sedimen tambak.
Sedimen tambak merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kualitas perairan lingkungan. Bahan organik yang tinggi (10 – 100 mg/kg pada air tambak dan 10.000 – 200.000 mg/kg pada sedimen tambak) dapat mengakibatkan blooming alga, yang berakibat pada kematian masal secara mendadak. Penumpukan bahan organik pada sedimen tambak telah mengakibatkan penurunan tingkat kelangsungan hidup organisme yang dibudidaya. Akumulasi dan perombakan bahan organik yang dilakukan oleh bakteri terjadi di dasar sedimen tambak.
Bakteri heterotrof merupakan bakteri yang memanfaatkan bahan organik dan dapat mendegredasi bahan organik pada lingkungan tempat tumbuhnya sebagai nutrisi untuk pertumbuhannya. Bahan organik merupakan sumber utama karbon dan energi untuk pertumbuhan bakteri heterotrof. Karakteristik kelompok bakteri heterotrof ialah motil, tidak berspora, bersifat aerob dan umumnya termasuk bakteri Gram negatif. Bakteri heterotrof mendapatkan sumber makanan, oksigen serta energi berasal dari hasil proses dekomposisi. Peranan dari bakteri pada sedimen tambak mampu menghasilkan enzim ekstraseluler (Protease, selulase dan amilase). Bakteri penghasil enzim ekstraseluler yang dapat menjadi reverensi awal sebagai agensia bioremediasi.
Cara penguraian bahan organik oleh bakteri heterotrof adalah proses oksidasi yaitu proses memecah senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana. Bakteri heterotrof berperan penting untuk menjaga keseimbangan kualitas air karena bakteri heterotrof mampu mencerna bahan secara langsung dari lingkungan abiotik, dari materi yang dilepaskan sebagai hasil ekskresi ikan, atau dari organisme yang mati di dalam ekosistem perairan. Bahan organik di perairan akan di dekomposisi oleh bakteri heterotrof menjadi senyawa anorganik dan mengubah nutrien tersebut menjadi biomassa yang potensial untuk pertumbuhan bakteri heterotrof.
Bakteri heterotrof memiliki kemampuan untuk menghasilkan enzim ekstraseluler yang diperlukan untuk bioremediasi limbah organik. Bakteri heterotrof diberikan untuk membantu proses penguraian limbah nitrogen organik dari pakan dan sisa metabolisme kemudian diubah menjadi biomassa bakteri. Mikroorganisme untuk hidup memerlukan nutrisi berasal dari luar sel, maka mikroorganisme dalam mencukupi kebutuhan nutrisinya secara aktif memproduksi dan mensekresikan enzim pencernaan atau hidrolisis senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang dapat masuk ke dalam sel.
Hasil isolasi bakteri pada sedimen tambak ditemukan dua puluh isolat bakteri dan yang memiliki kemampuan menghasilkan enzim ekstraseuler proteolitik, amilolitik dan selulolitik diperoleh empat isolat bakteri. Keempat isolat tersebut diidentifikasi sebagai Bacillus thuringiensis, Bacillus lentus, Bacillus sphaericus dan Corynbacterium pilosum.
Referensi
OA Artha, Sudarno, H Pramono and LA Sari. 2019.Identification of extracellular enzyme-producing bacteria (proteolytic, cellulolytic, and amylolytic) in the sediment of extensive ponds in Tanggulrejo, Gresik. Published under licence by IOP Publishing Ltd. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, Volume 236, Conference 1. doi:10.1088/issn.1755-1315. Online ISSN: 1755-1315/ Print ISSN: 1755-1307
https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/236/1/012003
Penulis:
Luthfiana Aprilianita Sari, S.Pi., M.Si
Departemen MKI-BP
Email: luthfianaas@fpk.unair.ac.id
Sumber: