Pada Jum’at 31 Maret 2017 pukul 20.00 WIB Ikatan Alumni (IKA) Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga menyelenggarakan kegiatan rutinan bulanan- Diskusi Online. Diskusi Online pada jumat malam ini diikuti oleh 70 peserta dari berbagai profesi mulai mahasiswa, dosen, wirausahawan maupun pegawai dari beberapa perusahaan dari seluruh wilayah di tanag air dan diisi oleh Saudara Andri Budiono yang merupakan salah seorang Alumni Universitas Airlangga yang kini menjalankan kegiatan wirausaha di sektor perikanan, termasuk kegiatan ekspor.
Andre Budiono masuk unair tahun 1999, waktu itu masih TKI (Teknik Kesehatan Ikan) dan lulus tahun 2002. Pada tahun tersebut, beliau mencoba memulai usaha perdagangan ikan dengan memilih ikan betutu sebagai komoditas awalnya. Dalam bisnis tersebut, beliau mecoba suplai restoran, jual benih ke petembak/pemelihara ikan, dan akhirnya dapat berkenalan dengan beberapa nelayan untuk mendapatkan stock material.
Di tahun 2003, beliau melanjutkan jenjang pendidikan nya ke tingkat Sarjana. Beliau mengikuti tranf s1 dan ikut angkatan 2001 dan 2003. Di tahun itu, usahanya semakin berkembang, diantaranya pengiriman benih ikan nya sudah merambah pada pengirimqan ke luar pulau seperti ke kalimantan dan Sulawesi, namun dalam proses penyuplaian ke berbagai restoran mengalami kemacetan dikarenakan proses pembayaran yang lama sehingga mengakibatkan modal untuk perputaran cash flow nya habis bahkan sampai berhutang pada nelayan. Disisi lain, perdagangan juga semakin maju, beliau seringkali export ke HK dan singapore untuk yang konsumsi export LIVE.
Pada waktu itu tantangan yang dihadapi beliau adalah bagaimana cara agar ikan hidup semua dan tidak rugi diongkos . Alhamdulilah Allah kasih petunjuk. Waktu itu beliau menjadi satu-satunya exportir ikan hidup yang kirim ikan tanpa air sedikitpun. Tapi hal itu tidak didapat dari praktikum di kampus (waktu praktik transportasi), karena banyak dosen baru waktu itu, dan hampir seumuran, dan praktikumnya malah mati semua ikannya.
Pada tahun 2006 beliau lulus s1 dan dalam bisnisnya product usahanya ditambah dengan udang galah. Beliau juga aktif suplai balai-balai pembenihan dan jual benur ikan galah, yang mana pada waktu itu benur nya laris untuk konsumsi pakan ikan lohan. Namun akhir 2006, usaha mas Andre ini bangkrut karena disebabkan kurang focus dan managemen yang buruk. Akhirnya pada tahun 2007-2010 beliau bekerja di UPI PT Istana Cipta Sembada (lokasi kerjanya di banyuwangi). Semangat wirausaha mas Andri tidak berhenti sampai disitu, pada tahun 2010 beliau resign dan mencoba peruntungan untuk memulai usaha sendiri dengan modal 50 % gaji terakhir dari pabrik dan 100 % kepercayaan suplier ikan dan Cepalopoda di Banyuwangi.
Dalam mengawali kembali usaha nya ini, Saudara Andri ini fokus pada ikan sidat (tahun 2010-2014). Selain itu, beliau juga jual benih Glass Eell, Elver dan Fingerling. Beberapa diantaranya dikirim ke jakarta (dan beberapa kali export ke Hongkong, Vietnam dan korea). Dikarenakan semakin banyaknya penipuan di komoditas ini , maka tahun 2014- sekarang saya fokuskan ke suplai hasil laut (ikan demersal/ikan karang dan cepalopoda) ke UPI. Begitulah sepak terjang yang dilakukan Saudara Andri dalam menjalankan kegiatan wirausaha nya hingga menjadi seperti saat ini.
Dalam diskusi dua hari yang lalu tersebut, saudara Andri banyak memberikan pengalaman nya seputar dunia ekspor perikanan yang digelutinya. Dalam membaca peluang ekspor khususnya di bidang perikanan dan mencari komoditas yang bernilai jual tinggi di pasar Internasional, Andri menyarankan agar cari komoditas yang jarang orang kerjakan, dan juga cari komoditas yang susah penanganannya (karena kita dari perikanan mungkin kita juga akan masih perlu belajar, tetapi tidak akan selama bagi orang awam). Andri menilai bahwa komoditas yang bernilai tinggi itu banyak, bisa dilihat dari perspektif komoditas yang memang bernilai tinggi ataupun atau pun dari komoditas yang nilainya rendah tetapi jumlahnya bisa banyak jadi itu bisa menghasilkan nilai yang tinggi. Saat ini, Andri lebih memilih ikan karang dan cepalopoda karena hampir seluruh dunia memerlukan kedua komoditas ini dan memiliki kontrak exclusive dengan salah satu UPI untuk komoditas ini, karena mereka menilai saya mampu suplai material dengan standart export (EU dan USA) dengan keadaan 50% ready to export. Jadi Andri menilai bahwa semua hasil laut memiliki nilai yang tinggi.
Dalam mengurus kelengkapan Dokumen dan alur pengurusan perizinan ekspor,Andri menilai bahwa bila kita punya komoditas yang sesuai, volume cukup, harga cocok dan buyer ada kita bisa pakai under name. banyak perusahaan jasa yang menyediakan under name, untuk disewakan. asalkan komoditasnya tidak bertentangan dengan undang2/dilarang tetapi yang paling ribet kalo kita kirim product beku ke UE n USA. karena UE mereka pasti akan minta tracibility product dan kalo di USA akan susah di FDA nya. Jadi selain komoditas, lokasi market juga menentukan kelengkapan documen yang berbeda-beda.
Pada intinya adalah bahwa prosedur lengkap dalam ekspor ikan itu berbeda-beda, tergantung ikan hidup, mati segar, beku utuh atau olahan. Secara garis besar bahwa, ijin perikanan itu kedinas perikanan untuk penangkapan dan pengolahan dan ke karantina ikan untuk savety nya karena setiap negara juga bisa berbeda-beda ijinnya. Ketika kita hendak ekspor pasti diwajibkan karantina ikan, nah ketika dikarantina ikan saya diberitahu kalau ketika ekspor harus sama dengan nama UPI-nya, hal ini bisa diantisipasi dengan pakai under name, yang paling bagus jika under name yang digunakan memiliki UPI (dan upi tersebut memiliki SKP dan HACCP)
Begitulah secara singkat pemaparan dari Saudara Andri Budiono dalam Diskusi Online yang bertema MENJADI BAGIAN DARI KEGIATAN EKSPOR PERIKANAN DI INDONESIA. Dalam closing statementnya, saudara Andri yakin kalau kita terus berkarya, (berjalan lurus tanpa membohongi orang) tinggal tunggu waktunya saja untuk menjadi orang yang sukses. Terimakasih
Pemateri dan Narasumber:
Andre Budiono, S. Pi
Editor:
Mhd Iqbal, S. Pi (Ketua Bidang Media IKA Fakultas Perikanan dan Kelautan UA)
Annur Ahadi, S. Pi., M. Si (Wakil Ketua IKA FPK Universitas Airlangga)
Tim Kreatif:
Mhd Iqbal, S. Pi (Ketua Bidang Media IKA Fakultas Perikanan dan Kelautan UA)
Arif Syaifurrisal, S. Pi (Ketua IKA FPK Universitas Airlangga 2016-2020)