Close
Pendaftaran
FPK UNAIR

Keadaan Terumbu Karang di Taman Nasional Bunaken

Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

Keadaan Terumbu Karang di Taman Nasional Bunaken

Taman Nasional Bunaken yang terletak di Sulawesi Utara masih menjadi primadona destinasi wisata di Indonesia. Wilayahnya yang terdiri dari 97% laut dan 3% daratan, menjadikan tempat ini surga bagi para pelancong yang menyukai aktivitas di laut seperti menyelam (diving), snorkeling, berenang bahkan berjemur di tepi pantainya. Menariknya lagi, aktivitas yang dapat dilakukan tidak hanya bersifat hiburan, namun juga edukatif seperti menanam mangrove dan transplantasi karang.

Dengan menjadikan laut sebagai daya tarik utama, terumbu karang mengambil peranan penting di dalamnya. Tidak hanya menyediakan pemandangan menarik bagi para wisatawan, keberadaan terumbu karang juga berfungsi sebagai habitat hewan laut lainnya.

Namun, terumbu karang di Taman Nasional Bunaken sedang tidak baik-baik saja. Dikutip dari Jurnal Ilmu Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga, terumbu karang di Taman Nasional Bunaken banyak mengalami bleaching. Fenomena ini ditandai dengan memutihnya bagian-bagian terumbu karang. Bleaching di tempat ini sudah terjadi sejak 2006 dan seringkali terjadi di bulan April hingga Desember. Tercatat pada tahun 2010, 2013 dan 2014, terumbu karang di Taman Nasional Bunaken mangalami bleaching yang cukup parah. Terumbu karang yang paling banyak mengalami bleaching berasal dari genus Porites dan Acropora, sedangkan yang paling sedikit terkena belaching adalah Pocillopora dan Montipora.

Hal ini sangat disayangkan mengingat Taman Nasional Bunaken merupakan salah satu dari Segitiga Terumbu Karang Indonesia selain Pulau Runduma dan Raja Ampat. Fenomena memutihnya terumbu karang dapat disebabkan oleh berbagai hal, baik dari segi kualitas air maupun infeksi patogen (virus, bakteri dan/atau fungi). pH yang baik bagi pertumbuhan terumbu karang berkisar antara 7-8,5 dan pH air laut di Taman Nasional Bunaken masih berada dalam taraf optimal tersebut. Salinitas dan suhu rata-rata di Taman Nasional Bunaken juga tergolong normal dan sesuai untuk pertumbuhan.

Namun, terdapat anomali suhu yang relatif tinggi di Taman Nasional Bunaken pada waktu-waktu tertentu seperti musim pancaroba dan El Nino. Anomali suhu ini diduga sebagai salah satu penyebab tingginya prevalensi bleaching yang terjadi. Selain itu, padatan tersuspensi total di Taman Nasional Bunaken tergolong tinggi. Hal ini menyebabkan tingginya stres sedimen dan memperlambat pertumbuhan karang. Kondisi ini juga dapat disebabkan akibat adanya aktivitas manusia yang menimbulkan polusi di sekitar Taman Nasional Bunaken.

Bleaching yang terjadi pada terumbu karang (A) serta gangguan lain
akibat Cyanobacteria (B), dan Yellow Band Disease (C) (Ampou et al., 2020)

Sumber           :

Ampou, E.E, Manessa, M.D.M., et al. 2020. Study of Sea Surface Temperature (SST), Does It Affect Coral Reefs?. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 12(2): 199-213. https://doi.org/10.20473/jipk.v12i2.20316

 

Penulis            : Esza Rezky Amaliandini (Akuakultur 2017)

Editor             : Yusuf Taufik Hidayat (Akuakultur 2018)

Loading

5/5

FPK NEWS

BAGIKAN