Keberadaan gajah di Dunia semakin berkurang, belum lagi kasus perubahan lahan hutan menjadi kawasan perumahan, jalan dan bahkan menjadi perkebunan yang menggusur secara berlahan habitat gajah di Indonesia. Diperkirakan, saat ini sekitar 2.400 gajah di Sumatera mengalami penurunan. Sekitar 40 kelompok kawanan gajah tahun 1980-an telah menyusut hingga setengahnya sekitar 21 pada tahun 2011. Meskipun di Kalimantan juga masih diperkirakan masih terdapat gajah liar (sekitar 60 ekor) namun ancaman kepunahan juga terus menghantuinya.
Seruan kegiatan konservasi gajah terus dilakukan dan sejumlah Lembaga Swadaya masyarakat melakukan secara intensif dengan beragam kegiatan. Konflik gajah dengan manusia juga mewarnai semakin menurunnya habitat gajah yang menyebabkan wilayah jelajah gajah terkadang overlap dengan kegiatan masyarakat disekitar hutan ataupun di perkebunan.
Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) merupakan gajah Asia endemic yang hanya ditemukan di daratan Suramtera. Saat ini status satwa ini adalah critical endangered yang memerlukan perhatian penuh dalam upaya konservasinya. Peringatan World Elephant Day yang jatuh pada 12 Agustus setiap tahun terlihat belum mengena dan masih dipandang sebagai peringatan satwa saja tanpa memahami esensi dari peringatan hari satwa ini.
Tahukan perbedaan antara Gajah Asia dan Gajah Afrika?
Sepintas, dua gajah ini hampir serupa, namun bila diperhatikan secara detil, morfologi gajah Asia berbeda dengan gajah Afrika
Parameter | Gajah Afrika (Loxodonta africana) |
Gajah Asia (Elephas maximus) |
Berat | Berkisar 4000 – 7000 kg | Berkisar 3000 – 6000 kg |
Tinggi bahu | 3 – 4 m | 2 – 3.5 m |
Kulit | lerlihat banyak kerutan | Terlihat lebih halus |
Jumlah tulang rusuk | 21 pasang | 20 pasang |
Titik tertinggi tubuh | Pada bahu | Pada punggung |
Ukuran telinga | Lebih besar dan melebihi leher | Lebih kecil dan tidak melebihi leher |
Bentuk punggung | Cekung | Cembung atau datar |
Bentuk perut | Agak menurun dari depan ke belakang | Cenderung lurus atau melengkung di tengah |
Bentuk kepala | Tidak ada lekukan di kepala | Ada lekukan di kepala |
Gading | Jantan dan betina punya gading, gading jantan berukuran lebih besar | Jantan bergading, sedangkan betina bergading kecil atau tidak bergading sama sekali |
Bibir bawah | Pendek dan melingkar | Panjang dan meruncing |
Belalai | Lebih banyak garis melingkar dan bertekstur kurang keras | Lebih sedikit garis melingkar dan bertekstur keras |
Ujung belalai | Memiliki dua jari | Memiliki satu jari |
Kuku kaki | Kaki depan berkuku 4 atau 5
Kaki belakang berkuku 3 atau 4 |
Kaki depan berkuku 5
Kaki belakang berkuku 4 atau 5 |
Melalui Surat Keputusan Direktorat Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam No.180/IV-KKH/2015, Pemerintah berusaha melakukan upaya konservasi untuk meningkatkan persentase populasi 25 satwa yang terancam punah. Salah satu satwa tersebut adalah gajah Sumatera yang saat ini terus mengalami penurunan jumlah populasinya. Dalam Workshop Konservasi Gajah dan Forum Konservasi Gajah Indonesia mencatat bahwa dalam 4 tahun mulai 2013 tercatat 122 ekor gajah mati (terbunuh) akibat perburuan liar ataupun dianggap mengganggu dan masuk di kawasan perkampungan. Sebelum gajah Sumatera hanya cerita, mari bersama mendukung kegiatan konservasi gajah di Indonesia. Dukungan kita sangat berarti untuk kelestarian gajah di masa yang akan datang.. Salam Lestari.
Penulis
Sapto Andriyono
Departemen Kelautan
Email: sapto.andriyono@fpk.unair.ac.id