Close
Pendaftaran
FPK UNAIR

MAKROINVERTEBRATA SEBAGAI BIOINDIKATOR LINGKUNGAN PERAIRAN

Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

MAKROINVERTEBRATA SEBAGAI BIOINDIKATOR LINGKUNGAN PERAIRAN

Bagikan

MAKROINVERTEBRATA SEBAGAI BIOINDIKATOR LINGKUNGAN PERAIRAN

Saat ini banyaknya kegiatan antropogenik yang dilakukan oleh manusia menjadi ancaman bagi keberlanjutan ekosistem perairan salah satunya adalah ekosistem mengalir yaitu sungai. Oleh karena itu diperlukan upaya pemantauan sejauh mana kondisi tingkat pencemaran dari ekosistem tersebut. Dalam melakukan analisis tingkat pencemaran suatu ekosistem, tidak hanya dapat dilakukan melalui parameter fisika maupun kimia air. Namun parameter biologi juga dapat dijadikan indikator monitoring lingkungan. Salah satu parameter biologi yang dapat dijadikan biondikator lingkungan adalah makroinvertebrata. Bahkan menurut Carter et al. (2017) makroinvertebrata ini telah banyak digunakan untuk mengevaluasi efek dari tekanan antropogenik pada semua tingkat biologi, mulai dari dari tingkat molekuler hingga ekosistem.

Menurut Tjokrokusumo (2006) makroinvertebrata seperti insekta, cacing, siput (mollusca), dan krustasea dapat dijadikan biondikator lingkungan perairan karena adanya faktor preferensi habitat dan tingkat mobilitas yang relatif rendah. Oleh karena itu mahluk hidup ini dapat digunakan sebagai mahluk hidup yang keberadaannya sangat dipengaruhi secara langsung oleh semua bahan yang masuk kedalam lingkungan lahan perairan. Keuntungan melakukan analisis monitoring lingkungan melalui makroinvertebrata adalah hewan ini dapat diamati secara langsung dengan mata telanjang.

Gambar 1. Ephemeroptera Sumber : Meyer (2016)

Salah satu analisis yang dapat digunakan untuk melakukan monitoring kualitas air melalui makroinvertebrata adalah Indeks EPT. Ada 3 kelas insekta yaitu Ephemeroptera, Plecoptera, dan Trichoptera yang dikenal sebagai organisme yang intoleran atau memiliki sensitivitas lebih tinggi dibandingkan kelompok makroinvertebrata lainya terhadap pencemaran.  Berdasarkan sifatnya tersebut, maka jumlah taksa dari ketiga kelas tersebut dihitung, di mana hasilnya dapat menentukan tingkat kesehatan ekosistem mengalir. Selain Indeks EPT, analisis lainnya yang dapat dilakukan adalah Signal-2. Analisis ini dilakukan untuk melihat kondisi habitat ekosistem mengalir apakah berada pada kuadran ekosistem sehat atau tercemar.

Referensi :

Carter, JL., Resh, V.H., and Hannaford, M.J. 2017. Macroinvertebrates as Biotic Indicators of Environmental Quality in Methods in Stream Ecology (Third Edition), 2 : 293-318.

Tjokrokusumo, S.W. 2006. Bentik Makroinvertebrata Sebagai Bioindikator Polusi Lahan Perairan. J. Hidrosfir, 1(1) : 8-20.

Meyer, J. 2016. Ephemeroptera. Diakses pada : https://projects.ncsu.edu

Penulis:

Nina Nurmalia Dewi
Departemen MKI-BP
Email: ninanurmaladewi@fpk.unair.ac.id

Loading

5/5