PERAN MIKROBIOME DALAM DIET DAN METABOLISME OBAT
Terdapat jargon yang mengatakan “kamu adalah apa yang kamu makan” sebagai alternatif dari “kamu adalah apa yang kamu pikirkan”. Jargon ini menarik untuk dibahas karena apa yang kita pangan kemudian menyusun bahan baku tubuh kita: protein, lemak, asam deoksiribonukleat (DNA), bahkan molekul yang digunakan untuk menyampaikan pesan antar syaraf yang disebut neurotransmiter. Lebih lanjut, hasil penelitian menunjukkan pola konsumsi kebarat-baratan (western style) yang tinggi lemak dan gula menunjukkan korelasi positif terhadap komunitas bakteri usus yang menyebabkan penyakit kronis, termasuk obesitas (Ley et al., 2006). Sehingga, memelajari apa yang kita makan dan apa yang terjadi pada tubuh kita juga menjadi salah satu bagian menarik.
Terdapat keterkaitan antara apa yang kita makan dengan jumlah dan komposisi bakteri di saluran pencernaan kita. Sebagai contoh, produk olahan hasil perikanan dilaporkan mengandung bakteri asam laktat yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen dan sering dikenal sebagai probiotik (Putra et al, 2018). Mengapa membahas bakteri di usus? Percaya atau tidak, jumlah bakteri di usus kita hampir mencapai 3 kg berat badan dan jumlah sel bakteri tersebut lebih banyak dari jumlah sel tubuh kita sendiri. Bahkan, temuan terkini menunjukkan bahwa apa yang kita makan sangat erat kaitannya dengan populasi bakteri di usus kita (David et al., 2014) atau apa yang akan terjadi ketika kita mengonsumsi obat (Zimmermann et al., 2019).
Hasil penelitian David et al. (2014) menunjukkan bahwa apabila kita mengonsumsi makanan hewani saja selama tiga hari maka berat badan akan turun secara signifikan jika dibandingkan makanan nabati. Meskipun demikian, jumlah bakteri yang tahan garam empedu (bile salt) seperti Alistipes, Bilophila, dan Bacteroides akan meningkat dengan sangat signifikan. Menariknya, Bilophila wadsworthia yang mendominasi usus ketika kita hanya mengonsumsi pangan hewani rupanya berpotensi mengakibatkan penyakit inflammatory bowel disease atau pembengkakan pada usus.
Di sisi lain, bakteri yang ada di usus kita rupanya juga sangat ‘cerdas’ menghadapi obat yang kita makan untuk mengatasi penyakit. Menurut Zimmermann et al (2019), terdapat 76 jenis bakteri di usus kita yang mampu memetabolisme 271 obat yang dikonsumsi secara oral. Hal tersebut dikarenakan bakteri yang terdapat di usus memiliki gen yang mampu menghasilkan enzim untuk memecah obat yang kita konsumsi. Terdapat 30 jenis enzim yang mampu mengubah 20 obat menjadi 59 metabolites yang berbeda. Dampaknya adalah, aktivitas obat yang dikonsumsi menurun, hilang, atau justru berubah menjadi senyawa racun.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka mempelajari apa yang kita makan dan apa yang terjadi pada usus kita menjadi sangat penting. Konsumsi a la barat yang konon dinilai ‘trendy’ pun memiliki risiko yang tinggi mengubah populasi bakteri dalam saluran pencernaan kita. Bahkan, kita juga perlu berhati-hati dalam mengonsumsi obat (tidak asal beli dan minum), membiasakan cuci tangan, serta menggunakan peralatan makan yang bersih agar bakteri di saluran pencernaan kita tidak semakin ‘cerdas’ dalam memecah obat yang kita makan.
Referensi
- David, L.A., Maurice, C.F., Carmody, R.N., Gootenberg, D.B., Button, J.E., Wolfe, B.E., Ling, A.V., Devlin, A.S., Varma, Y., Fischbach, M.A. and Biddinger, S.B., 2014. Diet rapidly and reproducibly alters the human gut microbiome. Nature, 505(7484), p.559.
- Ley, R.E., Turnbaugh, P.J., Klein, S. and Gordon, J.I., 2006. Microbial ecology: human gut microbes associated with obesity. nature, 444(7122), p.1022.
- Putra, T.F., Suprapto, H., Tjahjaningsih, W. and Pramono, H., 2018, April. The antagonistic activity of lactic acid bacteria isolated from peda, an Indonesian traditional fermented fish. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 137, No. 1, p. 012060). IOP Publishing.
- Zimmermann, M., Zimmermann-Kogadeeva, M., Wegmann, R. and Goodman, A.L., 2019. Mapping human microbiome drug metabolism by gut bacteria and their genes. Nature, 570(7762), p.462.
Penulis
Heru Pramono
Departemen Kelautan
Email: heru.pramono@fpk.unair.ac.id